BSSN dan TUV Rheinland Kolaborasi Tingkatkan Kesadaran Keamanan Siber

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bermitra dengan TUV Rheinland Indonesia untuk meningkatkan kesadaran keamanan siber. Peningkatan ini terkait dengan aktifnya teknologi yang berperan besar dalam industri.

Sekretaris Jenderal BSSN, YB Susilo Wibowo, dalam simposium: “Keamanan Teknologi; Jakarta. Baru-baru ini

Ia menekankan pentingnya penguatan teknologi operasional di sektor-sektor utama sebagaimana diatur dalam Perpres Nomor 82 Tahun 2022 tentang Perlindungan Infrastruktur Informasi (IIV).

Nyoman Susila, CEO TUV Rheinland Indonesia, mengatakan teknologi operasional mengacu pada penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak untuk mengoperasikan sistem di berbagai kawasan industri, seperti sistem kendali industri (ICS), kendali pengawasan dan akuisisi data (SCADA), dan kendali jaringan panel (PCN). ).

Sistem ini menimbulkan risiko lebih besar dibandingkan sistem komputer karena kerentanannya terhadap serangan dunia maya. Seiring dengan berlangsungnya digitalisasi di berbagai sektor, ancaman teknologi aktif menjadi semakin kompleks, terutama ketika terhubung dengan jaringan global yang melibatkan banyak pihak.

Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk mengkoordinasikan arahan yang dikeluarkan dalam Perpres Nomor 82 Tahun 2022 dan untuk meningkatkan kesadaran akan kemungkinan serangan siber yang menargetkan infrastruktur teknologi yang berfungsi. Nyoman mengatakan: “Kami ingin memberikan pengetahuan tentang keamanan teknologi yang Anda operasikan, risiko yang Anda hadapi, dan strategi untuk membuat infrastruktur teknologi Anda berfungsi.”

Sementara itu, Direktur Global Field I.07 Security Technology and Security Operator TUV Rheinland Manuel Diez mengatakan, Indonesia saat ini menghadapi lebih dari 3.300 serangan setiap minggunya. Kerugian akibat kejahatan global diperkirakan akan mencapai satu triliun dolar AS pada tahun 2026.

Dia juga menunjukkan bahwa infrastruktur penting seperti transportasi dan energi telah menjadi sasaran serangan ransomware yang menuntut uang tebusan jutaan dolar. “Ini hanyalah salah satu contoh dari banyak ancaman terhadap infrastruktur penting,” katanya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours