BTN bidik pembiayaan 150 ribu Rumah Rendah Emisi pada 2029

Estimated read time 3 min read

Jakarta (Antara) – PT Bank Tabungan Negara (Persero) TBK menargetkan pembiayaan 150.000 rumah rendah emisi pada tahun 2029 untuk mendukung komitmen pemerintah dalam percepatan penyediaan perumahan yang layak huni, sehat, dan ramah lingkungan.

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan langkah tersebut merupakan bagian dari komitmen BTN dalam menjawab tantangan perubahan iklim dan mendorong ekosistem perumahan nasional yang berkelanjutan.

“Tahun ini akan ada 1.000 rumah rendah emisi yang menggunakan minimal 10 persen material ramah lingkungan. Secara bertahap, pada tahun 2029 akan ada 1.50.000 rumah dengan 30 persen material ramah lingkungan,” kata Nixon saat peresmian. Pilot Project Perumahan Rendah Emisi di Perumahan Mutiara Gading, Bekasi, Jawa Barat.

Nixon mengatakan pembangunan rumah dan aktivitasnya merupakan penghasil emisi karbon terbesar, termasuk penggunaan energi, konstruksi, pemeliharaan, dan pemeliharaan.

Untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang, tambah Nixon, BTN menjadi yang terdepan dalam mendorong ketersediaan rumah rendah emisi.

Dalam uji cobanya, BTN menggunakan material ramah lingkungan berupa dekorasi lantai yang mengandung 3,6 kilogram (kg) sampah plastik. Paving block yang mengandung 2 kg sampah plastik per 1 meter persegi juga akan digunakan dalam proyek ini.

Nixon merinci, target tersebut secara bertahap akan berkontribusi pada pengurangan 1,7 juta kilogram sampah plastik pada tahun 2029.

Selain itu, emisi karbon juga akan berkurang sebesar 2,42 ton CO2. Efek ini setara dengan menanam 110.000 pohon dan menyerap 323 hektare emisi.

Selain menggunakan bahan bangunan ramah lingkungan, BTN mendorong pengembang kategori perumahan rendah emisi untuk memastikan sejumlah standar antara lain efisiensi penggunaan energi, air, pengelolaan limbah, dan pengurangan polusi.

Untuk efisiensi energi, rumah ramah lingkungan harus memiliki banyak ventilasi, plafon tinggi, hingga rasio jendela dan dinding mencapai 15 persen – 30 persen.

Standar tersebut ditetapkan agar sirkulasi udara baik. Efisiensi air dicapai melalui penggunaan pipa pembuangan yang lebih kecil, sanitasi yang lebih baik, sumur resapan dan penggunaan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Untuk pengolahan sampah, rumah rendah emisi harus memiliki tempat pemilahan sampah. Sementara untuk mengurangi polusi, pengembang diminta memasang satu pabrik penyerap emisi karbon untuk setiap rumah.

Selain itu, polusi dapat dikurangi dengan penggunaan minimal 10 persen material ramah lingkungan pada dinding dan lantai, sehingga 10 persen dari total kawasan pemukiman bernuansa hijau.

“Kami percaya bahwa rumah yang baik, sehat, dan ramah lingkungan akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang tinggal di dalamnya,” kata Nixon.

Sedangkan sejak tahun 1976, BTN telah menerbitkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebanyak 5,2 juta unit, baik melalui pembiayaan rumah subsidi, nonsubsidi, maupun syariah.

Untuk mendukung penuh Program Sejuta Rumah sejak tahun 2015, BTN telah menyalurkan 1,9 juta unit KPR atau setara Rp 403,5 triliun.

Ketua Satgas Perumahan Presiden Prabowo Subianto, Hashim S. Jojohadikusumo mengatakan, pihaknya mendukung penuh inisiatif BTN dalam menggalakkan pembangunan rumah rendah emisi.

Gerakan ini, lanjutnya, sejalan dengan upaya pemerintah baru yang membangun 1 juta rumah di perkotaan dan 2 juta di pedesaan setiap tahunnya di seluruh Indonesia.

“Membangun rumah rendah emisi akan meningkatkan pasokan perumahan yang layak huni dan berkualitas, serta menyediakan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Inisiatif ini akan mendorong ekonomi hijau menjadi lebih terjangkau, seiring dengan meningkatnya permintaan akan komponen ramah lingkungan,” kata Hasyim. .

Sementara itu, Ketua Delegasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Indonesia Gita Sabharwal memuji komitmen BTN dalam menerapkan prinsip keberlanjutan melalui rumah rendah emisi.

Geeta mengatakan, langkah inovatif BTN tidak hanya meningkatkan keterjangkauan perumahan ramah lingkungan, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah melalui pengurangan emisi.

Geeta juga menilai komitmen tulus BTN dalam mempercepat implementasi prinsip Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dapat menjadi inspirasi dan contoh bagi sektor perbankan di Indonesia.

“Kami siap bermitra dengan BTN ke jenjang selanjutnya untuk masa depan yang lebih baik, karena hidup bukan hanya untuk hari ini,” kata Geeta.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours