Buddha ajarkan jaga kerukunan lewat Saraniya Dhamma Sutta

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Pemuka agama Budha Bante Dhammavuddo mengatakan Sang Buddha mengajarkan murid-muridnya untuk selalu menjaga perdamaian dan kerukunan beragama melalui sutta Saranya Dhamma yang memuat enam nilai kehidupan.

“Ini benar-benar mempererat hubungan interaktif antar agama ini. Jadi agama Budha sendiri juga sama. Kita terus mengajarkan masyarakat untuk selalu berbuat baik kepada sesama,” kata Bante Dhammavuddho di Jakarta, Kamis.

Menurut Bante, Sang Buddha mengajarkan para pengikutnya untuk saling memberikan cinta tanpa syarat agar tercipta keharmonisan dan kedamaian.

Penekanan pertama dalam ajaran Saranya Dhamma Sutta adalah menyebarkan cinta kasih melalui tindakan (Mettakaya Kamma).

Dalam rangka memperingati Hari Tri Suci Waisak 2568 BE yang bertemakan “Hidup bahagia sebagai makhluk dan manusia, mari kita tingkatkan kesadaran seperti yang diajarkan Buddha, hindari keserakahan, kebodohan, kemarahan dan kebencian dunia” Umat Buddha akan menyelenggarakan acara bakti sosial dan persekutuan di sekitar Borobudur Candi, Magelang, Jawa Tengah mengajak berbagi kepada kelompok yang membutuhkan.

“Kegiatan Waisak tahun ini merupakan bakti sosial bagi sekitar 8.000 masyarakat, dan kami tidak pilih-pilih, namun kami pasti akan membantu seluruh masyarakat yang ada di kawasan Borobudur, baik yang beragama Buddha atau tidak,” kata Bante Dhammavuddho.

Kedua, cinta kasih disebarkan melalui kata-kata (Mettavachi Kamma). Setiap perkataan dalam rapat tidak boleh mengkritik atau menyakiti perasaan orang lain atau dihadapan orang tersebut.

Nilai ketiga adalah menyebarkan cinta kasih dari pikiran (Mettamano Kamma). Kemudian yang keempat selalu berbagi dengan orang lain (Sadharabhogi).

Misalnya saja baru-baru ini terjadi “perang takjeel” antara umat Islam dan non-Muslim di bulan puasa, namun disisi lain kedua belah pihak memanfaatkan momen tersebut sebagai hal yang positif untuk menggalang kerukunan bahkan dijadikan sebagai ajang berbagi. .

Bante melanjutkan, nilai yang kelima adalah kehidupan moral (Silaamannata) yang artinya setiap orang tidak boleh saling mencela, serta menghindari perbuatan buruk seperti menginginkan orang jahat menderita atau membunuh atau melanggengkan korupsi demi kebahagiaan pribadi.

Terakhir, Banthe Buddha menjelaskan bahwa hidup harus didasarkan pada ketunggalan pikiran (Dittisamannata).

“Maka kita sebagai manusia harus memahami bahwa dalam hidup sebagai manusia ini kita menyadari keserakahan, kebencian dan juga kebodohan kita. Ketiga hal inilah yang seringkali membuat kita menderita atau menderita,” kata Bante.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours