Buruh Ancam Gelar Aksi Nasional jika Program Tapera Tak Dibatalkan

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Serikat pekerja merespons program tabungan perumahan rakyat (Tapera) yang dicanangkan pemerintah beberapa waktu lalu melalui Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2024. Buruh mengancam akan melakukan demonstrasi berskala nasional jika program Tapera tidak dibatalkan.

Pemimpin Partai Buruh Said Iqbal mengatakan pemerintah harus membatalkan program tapering dalam waktu 1×7 hari. Sebab, kata dia, pihaknya akan menggelar aksi besar-besaran jika tuntutan buruh tidak didengarkan.

“Jika pemerintah tidak mendengarkan upaya para kolaborator untuk menghentikan atau membatalkan PP Nomor 21 Tahun 2024 tentang Taper, maka aksi tersebut akan terus meluas ke seluruh Indonesia, 38 provinsi di lebih dari 300 kota,” kata Said Iqbal saat ditemui. pertemuan. Konferensi pers di Kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis (6 Juni 2024).

Said Iqbal menjelaskan, ada sejumlah alasan mengapa Tapera harus dibatalkan. Pertama, menurutnya, belum ada kepastian apakah peserta Tapera termasuk pekerja, TNI-Polri, dan ASN akan mendapatkan rumah.

“Sebenarnya program ini tentang perumahan. Dengan gaji rata-rata Rp 3,5 juta, rata-rata gaji orang Indonesia kalau diturunkan 3 persen adalah Rp 105.000, setahun dikali 12, Rp 1,26 juta. 10 tahun hanya Rp 12,6 juta, katakanlah 20 tahun tunjangannya hanya Rp 25,2 juta, sedangkan ada rumah yang harganya Rp 12,6 juta hingga Rp 25,2 juta, ”ujarnya.

Setelah itu, Said Iqbal mempertanyakan alokasi pemotongan dari Tapera. Sebab jika dihitung pemotongan gajinya saja tidak cukup untuk mendapatkan rumah.

“Sekedar uang jaminan atau deposit rumah saja tidak cukup. Pemerintah harus menjelaskan tujuan penerapan pengurangan iuran dan tidak sombong mengatakan tidak akan dibatalkan. Kalau tidak dibatalkan, uangnya untuk apa? Untuk apa?” ​​“Uang jaminan 10 tahun saja tidak cukup, apalagi untuk memiliki rumah,” jelasnya.

Sebagai referensi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) merespons pemotongan gaji pekerja atau swasta sebesar tiga persen akibat pemotongan perumahan rakyat (Tapera). Jokowi mengklaim aturan tersebut sudah diperhitungkan.

“Dalam pedoman baru semuanya dihitung seperti biasa, tentu masyarakat juga diperhitungkan. Mampu atau tidak, susah atau tidak susah,” kata Jokowi usai menghadiri acara pembukaan masa depan Anzor. Isora Senayan, Jakarta, Senin (27 Mei 2024).

Jokowi mencontohkan seperti arahan BPJS. Pada awalnya hal itu disambut dengan pujian publik yang besar. Namun dia mengatakan begitu program ini dimulai, masyarakat akan merasakan manfaatnya.

“Sama seperti dulu, saat BPJS di luar gratis 96 juta BPI, sibuk juga. Tapi setelah memulai, saya rasa saya merasakan manfaat dari rumah sakit yang gratis. “Saya akan merasakan hal-hal seperti itu setelah peluncuran, kalau tidak biasanya ada pro dan kontra,” kata Jokowi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours