Busana Karya SMK Siap Mendunia di Front Row Paris 2024

Estimated read time 5 min read

JAKARTA – 12 karya mahasiswa fesyen profesional siap meramaikan ajang “Front Row Paris 2024”. Di jantung ibu kota mode dunia ini, tiga SMK akan melengkapi rangkaian runway, antara lain SMKN 6 Padang dan SMKN 1 Kendal serta SMKN 8 Makassar.

Ketiga sekolah ini juga merupakan sekolah kejuruan yang menjalankan program sekolah kejuruan “Centre of Excellence” bidang desain fesyen. Selain untuk menunjukkan kompetensi mahasiswa, keikutsertaan mahasiswa dalam acara ini juga tidak terlepas dari praktik baik kerjasama antara Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Diklat Vokasi Bisnis dan Pariwisata (BBPPMPV Bispar), Direktorat Jenderal Vokasi. Pelatihan. serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Indonesia Fashion Chamber (IFC) sebagai mitra industri yang menginternasionalisasikan karya fesyen siswa vokasi.

Baca Juga: Memahami Dunia Bisnis Digital: Siswa SMK Multicomp Depok Ikuti Inkubasi Digipreneur

Keberhasilan siswa SMK menembus kancah fesyen Paris tidak lepas dari program penyegaran dan pelatihan ulang standar industri bagi guru keterampilan profesional bisnis dan pariwisata yang diselenggarakan oleh BBPPMPV Bispar.

Program ini memberikan dampak yang besar bagi para guru spesialis, terutama dalam hal penguasaan keterampilan terkini di industri fashion. Ilmu yang diperoleh para guru ini kemudian dibagikan kepada siswa di sekolah masing-masing, sehingga siswa dapat mengembangkan ide-ide kreatif dan segar, sehingga karyanya layak untuk diterbangkan ke Paris.

Plt Kepala BBPMPPV Bispar, Nahdiana mengatakan, dukungan BBPMPPV Bispar dalam acara “Front Row Paris” ini berupa pendampingan dan fasilitasi bagi para desainer muda (siswa) di SMK Negeri 6 Padang, SMK Negeri 1 Kendal dan SMK Negeri 8 Makassar menggandeng tempat.

Baca Juga: 20 SMK Terbaik di Indonesia Berdasarkan Hasil UTBK, Cek Sekolah di Kotamu!

“Dalam semangat kebebasan belajar, siswa diberi kebebasan untuk berkreasi dan di bawah bimbingan guru-guru yang telah mengikuti Program Keguruan dan Pelatihan Ulang, mencoba ide-ide desain busana sehingga berhasil menghasilkan koleksi busana yang sesuai. . ..” akan dibawa ke Paris,” kata Nahdiana dalam siaran pers, Jumat (23 Agustus 2024).

Menurut Nahdiana, karya mahasiswa yang akan berangkat ke Paris ini sebelumnya telah diselenggarakan dan mendapat rekomendasi dari IFC untuk mengikuti Front Row Paris yang rencananya akan berlangsung pada 7 September mendatang. Nahdiana berharap kesempatan ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para mahasiswa agar mereka bisa menampilkan dan menunjukkan potensi talenta fesyen profesionalnya di salah satu pusat mode dunia.

“Kami berharap dengan berkolaborasi dengan industri ini mampu merebut hati pembeli di ajang Front Row Paris dengan karya-karya yang layak dijual di pasar Eropa,” kata Nahdiana.

Selain itu, Nahdiana berharap mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan besar ini untuk belajar dari desainer lain. Hal ini memungkinkan mereka untuk termotivasi dan menunjukkan kompetensi mereka di tingkat nasional dan internasional.

Sementara itu, Kepala Program Konsentrasi Keterampilan Fesyen SMKN 6 Padang, Wiswiltri mengungkapkan rasa bangganya atas keikutsertaan salah satu siswanya di Front Row Paris.

“Ini akan menjadi motivasi yang besar bagi pihak sekolah dan teman-teman lainnya,” kata Wiswiltri.

Sebagai salah satu sekolah profesi yang melaksanakan program Sekolah Profesi Pusat Unggulan di bidang fesyen, para guru fesyen di sekolahnya selalu mengikuti program pelatihan dan pelatihan ulang yang diselenggarakan oleh BBPPMPV Bispar. Dampak nyata dari program ini sangat terasa di sekolah karena tidak hanya meningkatkan kompetensi guru tetapi juga mengembangkan kreativitas siswa.

“Lebih dari separuh guru di lokasi kami adalah lulusan program in-service dan pelatihan ulang,” kata Wiswiltri.

Kompeten dan unik

Mahasiswa profesional ini akan memamerkan koleksi busana bertajuk ‘Dwipantara’. Dwipantara sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, “Dwipa” diartikan pulau dan “Antara” diartikan luar dan di seberang. Dalam bahasa Indonesia, Dwipantara berarti Pulau Tanah Seberang.

“Karena kami bertiga berasal dari pulau yang berbeda, Jawa, Sumatera, dan Sulawesi, maka kami mengadopsi nama Dwipantara. “Dan koleksi kami menggunakan sastra Indonesia yang menunjukkan keunikan daerah kami,” kata Alifah Nailah Salsabila dari SMKN 8 Makassar yang mengaku kali ini menggunakan tenun Sengkang sebagai salah satu karya seni tradisional Bugis dalam koleksinya.

Alifah yang mendesain empat busana untuk perjalanan ke Paris ini mengaku sangat bangga dan senang bisa berangkat ke Paris, meski harus melalui beberapa kali perubahan desain.

“Proses desain dll. itu buatan saya, tapi di bawah pengawasan dan bimbingan langsung desainer dan guru, dan saya sempat beberapa kali menata dan menyempurnakannya,” kata Alifah.

Ali Charisma, dewan penasihat IFC, mengatakan kumpulan mahasiswa dari kalangan profesional sangat unik dan sangat layak untuk dibawa ke Paris. Koleksi pelajar menampilkan tema, corak dan warna yang mudah dipadukan. Selain itu, koleksinya juga mencakup kesenian tradisional Indonesia seperti lurik dan tenun yang membuatnya semakin unik.

“Koleksi-koleksi yang dihadirkan menunjukkan bahwa para mahasiswa mempunyai kompetensi dan potensi besar untuk menjadi desainer muda Indonesia,” ujar Ali bersamaan.

Tampaknya, tahun lalu Ali cukup optimistis koleksi pelajar vokasi tersebut mampu menarik perhatian pembeli di Paris. Optimisme ini menyusul peristiwa serupa di mana pekerja anak dari sekolah kejuruan menjadi salah satu produk terlaris yang dibeli pembeli di Paris.

“Karena koleksinya bisa bermain dengan warna-warna yang mudah dipadukan, serta penggunaan sastra tradisional Indonesia menjadikan karyanya unik,” tambah Ali.

Sekadar informasi, ajang Front Row Paris 2024 sendiri akan digelar pada tanggal 7 September 2024 di Salle Wagram Paris dan akan menarik 17 desainer, 15 desainer diantaranya berasal dari Indonesia dan dua desainer lainnya merupakan desainer asal Perancis.

“Ini juga akan menjadi kesempatan yang baik bagi para desainer muda, khususnya dari SMK, untuk belajar dari desainer Perancis,” kata Ali.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours