Butir-butir kurma dari Lombok Utara

Estimated read time 6 min read

Mataram (ANTARA) – 2024 pada bulan Juli Di puncak musim kemarau, kelenjar keringat di dahi Jhon Arif Munandara bertambah deras saat berjalan pelan melewati perkebunan kurma di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.

Baju koko manggis berwarna merah berlengan panjang dan celana panjang berwarna abu-abu melindungi tubuh dari sinar matahari, serta topi rajutan menutupi rambut.

“Ini adalah kurma yang buahnya kami bawa ke Pameran Kurma Internasional di Abu Dhabi tahun lalu,” kata pensiunan pembuat rokok itu sambil menunjuk kurma yang daunnya bergelantungan, ditarik gravitasi.

Arif adalah seorang ilmuwan tanah yang menghabiskan sebagian besar hidupnya mempelajari unsur hara makro di tanah Sumatera, Kalimantan, dan Lombok untuk kebutuhan perkebunan akasia, kelapa sawit, dan tembakau.

Pada tahun 2015 kantornya bertugas melakukan survei kandungan tanah di wilayah utara Lombok, karena tanaman tembakau tidak pernah tumbuh dengan baik di wilayah tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah di Lombok bagian utara termasuk dalam kategori berpasir-lempung, tidak cocok untuk tanaman tembakau. Karakteristik tanah di sana mirip dengan di Timur Tengah.

Letusan Gunung Samal pada tahun 1257 menyebarkan abu vulkanik ke seluruh planet dan memperpanjang musim dingin. Material vulkanik yang mengalir ke barat pada akhirnya menciptakan ciri-ciri tanah lempung berpasir.

Selain tanah yang kaya akan unsur hara makro mikro akibat letusan gunung berapi, Lombok Utara juga memiliki iklim yang cocok untuk kurma. Keasaman tanah 7, curah hujan rendah, kecepatan angin mencapai 20 kilometer per jam, dan angin muson Australia menyebabkan perbedaan suhu siang dan malam yang besar.

Pada 16 Juli 2024, suhu udara malam hari mencapai 16 derajat Celcius, dan suhu udara siang hari mencapai 40 derajat Celcius. Kondisi lingkungannya juga mirip dengan Timur Tengah, yaitu dingin pada malam hari dan panas pada siang hari.

Pohon kurma tumbuh subur di Lombok bagian utara. Biji kurma mentah berukuran mini, masih tampak hijau, menggantung di kumpulan urat pohon palem Phoenix.

Dia menderita kerugian

Setahun setelah pensiun, tepatnya pada tahun 2016, setelah menerima hasil uji tanah, Arif yang akrab disapa Wak Dolah mulai menanam kurma di Lombok Utara. 120 juta Rp dikeluarkan untuk membeli 80 bibit kurma dari pedagang di Bekasi, Jawa Barat.

Pohon kurma yang ditanam tiga tahun lalu akhirnya mulai berbuah pertama kali pada tahun 2019. Namun dari 80 bibit kurma yang ditanam, hanya 17 pohon yang menghasilkan buah. Sisanya sebanyak 63 pohon merupakan kurma jantan yang tidak berbuah.

Pria paruh baya itu kemudian menghubungi keponakannya yang sedang mengejar gelar pascasarjana bioteknologi molekuler di Nagasaki, Jepang, untuk mempelajari pohon kurma yang ditanam di Lombok utara.

Sampel daun pohon jantan dan betina kemudian dikirim ke laboratorium untuk diuji. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, kurma mempunyai tiga jenis kelamin, yaitu. jantan, betina dan cacat (satu pohon mempunyai dua jenis kelamin). Kurma yang masih mentah digantung di tandan pohon kurma yang ditanam oleh kelompok petani kurma lokal dari Yayasan Ukhuwah Datu di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Kamis (18/7/2024). (ANTARA / Sugiharto Purnama)

Arif dan tim dari Yayasan Ukhuwah Datu, kelompok petani kurma lokal yang membawahi pendidikan dan budidaya perkebunan kurma di Nusa Tenggara Barat, kembali melihat apakah ada forum kurma di Indonesia dan dunia. . Mereka mendirikan acara penghargaan internasional di bawah naungan langsung Presiden Uni Emirat Arab.

Upacara penghargaan tersebut diberi nama Khalifa International Date Palm Award dan Agricultural Innovation dan didirikan pada tahun 2016.

Di masa pandemi COVID-19, Yayasan Ukhuwah Datu bersama para petani kurma dari Kalimantan Timur dan Selatan berkesempatan belajar budidaya kurma secara online dari para ahli kurma internasional. Pengetahuan yang didapat membuat mereka bisa merawat pohon kurma.

Yayasan Ukhuwah Datu melakukan penelitian terhadap pembibitan kurma dan membagikan sebanyak 13.500 bibit kurma kepada masyarakat secara gratis. Puluhan ribu bibit kurma tidak tumbuh karena sebagian besar masyarakat yang mengambil tidak menanamnya.

Masyarakat setempat menilai kegiatan bercocok tanam yang digagas Arif bersama Yayasan Ukhuwah Datu ini adalah kegiatan sia-sia karena tidak pernah ada catatan produksi kurma di Pulau Lombok sepanjang sejarah.

Sifat rasional yang melekat pada diri manusia terlihat jelas pada penduduk Lombok Utara saat itu. Kepercayaan diri baru akan lahir ketika Anda melihat bukti nyata dengan mata kepala sendiri.

Dapatkan imbalan

Yayasan Ukhuwah Datu mengelola 1.000 pohon kurma di lahan seluas 10 hektar dengan sistem bagi hasil. Kesalahan yang dilakukan pada tahun 2016 menjadi ilmu berharga dalam proses budidaya kurma.

Pada tahun 2019 Arif yang merupakan pengurus Yayasan Ukhuwah Datu melakukan transplantasi bibit kurma berdasarkan hasil uji laboratorium. Sebanyak 40 pohon muda ditanam, namun hanya 38 pohon yang bertahan.

Hasil panen kedua dengan menggunakan riset dan inovasi menunjukkan mayoritas tanaman kurma berjenis kelamin perempuan yaitu 94 persen. atau 36 pohon. Kurma Sukari, Khalas, Barhi dan Tunis tumbuh subur dan produktif di wilayah tropis Pulau Lombok.

Penghargaan Kurma Internasional Khalifa dan Inovasi Pertanian telah mengumumkan undangan ke Pameran Kurma Internasional 2023. pada bulan Oktober Ini merupakan buah kurma budidaya kedua yang diimpor ke Abu Dhabi dan menduduki peringkat ketujuh pada acara tersebut.

Terdapat sekitar 300 spesies kurma di seluruh dunia, namun kurma yang ditanam oleh petani di Lombok utara dapat menempati posisi teratas di pameran kurma internasional.

Arif kaget karena tak menyangka tanaman yang sudah dibudidayakan selama delapan tahun itu akhirnya berbuah dan diapresiasi para ahli kurma internasional.

“Saya bawa kurma ke Abu Dhabi, saya kibarkan bendera merah putih, saya tidak tanya nama,” tegas pria asal Sumsel itu. Wisatawan berjalan di antara pohon kurma di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Kamis (18 Juli 2024). (ANTARA / Sugiharto Purnama)

Kurma yang ditanam di Lombok bagian utara rata-rata bisa menghasilkan 150 kilogram buah per pohon. Setiap tandan buah memiliki berat sekitar 15 kilogram. Dealer cenderung datang ke daerah tersebut saat sedang musim kencan.

Pohon kurma mulai bermunculan dari hutan bakau pada bulan Agustus hingga September, diikuti dengan musim panen utama pada bulan Desember hingga Februari. Kurma yang tumbuh di Lombok bagian utara memiliki buah peralihan yang muncul setelah musim berbuah utama.

Kurma yang tumbuh di Timur Tengah tidak mempunyai buah ini. Lombok Utara hanya mengalami musim hujan dan musim kemarau, sedangkan Timur Tengah mengalami musim dingin.

Musim dingin memungkinkan semua makhluk hidup untuk beristirahat, termasuk kurma, sehingga di Timur Tengah kurma hanya berbuah setahun sekali.

Kurma yang tumbuh di Lombok utara tumbuh secara organik tanpa pupuk kimia dan racun sintetis. Nutrisi bagi tanaman berasal dari kotoran hewan dan limbah pertanian.

Meski terletak di daerah gersang dengan sedikit curah hujan, Danau Segara Anak di Gunung Rinjani mengaliri sungai bawah tanah yang mengalir ke Lombok utara, sehingga petani kurma tidak perlu mengebor sumur yang sangat dalam untuk mendapatkan air.

Sembilan tahun penelitian yang melelahkan dan berbagai uji coba. Saat musim panen tiba, masyarakat dari berbagai daerah berkumpul untuk melihat melimpahnya kurma di Lombok bagian utara.

Tahun ini, Dates yang berbasis di Lombok Utara kembali mendapat undangan dari pemerintah Uni Emirat Arab untuk berpartisipasi dalam Khalifa International Date Palm Award dan Agricultural Innovation Event yang akan diadakan di Abu Dhabi International Exhibition Center (ADNEC). 26-28 November 2024.

Anggapan bahwa kurma tidak bisa tumbuh dan menghasilkan buah melimpah di Pulau Lombok kini terbantahkan berkat penelitian dan inovasi berkelanjutan yang dilakukan para petani lokal selama hampir satu dekade. Ilmu pengetahuan merupakan sumber kemajuan di bidang pertanian yang menyediakan sumber pangan bagi umat manusia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours