BYD Thailand Beri Diskon Besar-Besaran, Konsumen Lama Protes dan Lapor ke Perdana Menteri

Estimated read time 2 min read

BANGKOK – Produsen mobil China BYD diduga menerapkan strategi “perang harga” di Thailand. Namun, alih-alih mendapat sambutan positif, pelanggan pertama yang membeli mobil tersebut justru menentangnya. Pasalnya, penurunan harga mobil BYD di Thailand yang terlalu besar membuat pelanggan yang melakukan pembelian awal merasa tidak berdaya.

Badan perlindungan konsumen Thailand telah menerima 70 keluhan tentang diskon agresif yang ditawarkan oleh dealer pembuat mobil Tiongkok, BYD.

Kebijakan ini membuat sebagian pembeli merasa tidak berdaya karena membayar lebih untuk kendaraan listrik asal China.

Sebagai tanggapan, Perdana Menteri Srettha Thavisin meminta CEO BYD Wang Chuanfu untuk mengelola ekspektasi harga pelanggan dan memastikan perlindungan bagi pembeli lokal.

Wang Chuanfu saat ini berada di Thailand untuk menghadiri peluncuran pabrik pertama BYD di Asia Tenggara dan bertemu dengan Perdana Menteri Sritta pada Jumat (7/05/2024).

Seorang juru bicara pemerintah mengatakan Wang Chuanfu yakin bahwa biaya di masa depan akan adil dan pelanggan yang terkena dampak akan mendapat dukungan.

Namun BYD di Thailand dan satu-satunya distributornya, Rever Automotive, belum memberikan tanggapan resmi.

Dijanjikan harga akan naik, namun malah turun. Investigasi pemerintah Thailand terhadap dealer BYD dimulai setelah adanya keluhan pelanggan. Anda setuju bahwa harga mobil Anda akan naik setelah kampanye diskon berakhir. Namun kenyataannya, pedagang menurunkan harga.

Kekesalan pelanggan BYD di Thailand juga terlihat di media sosial. Beberapa pemilik mobil BYD mengeluhkan diskon besar-besaran yang ditawarkan produsen mobil listrik terbesar dunia itu membuat mereka marah.

“Tidak ada yang lebih menyenangkan dari ini,” tulis seorang pengguna BYD di Facebook. Ia menjelaskan, mobil BYD Atto 3 yang dibelinya seharga 1,19 juta baht (R530 juta), saat ini dijual seharga 859.000 baht (R383 juta).

Orang lain yang mengira kami salah bahkan memposting video dirinya yang menuliskan kata-kata kasar tentang BYD di kap mobilnya, salah satunya berbunyi: “Saya tidak akan pernah membeli mobil merek ini lagi.”

Pada hari Jumat, situs web Rever menunjukkan bahwa beberapa model BYD saat ini didiskon sebesar 340.000 baht (Rs 151 juta).

Passakorn Thapmongkol, pejabat senior di Komisi Perlindungan Konsumen Thailand, mengatakan kelompoknya bertemu dengan pejabat Rever dan meminta dokumen terkait program rabat.

“Semakin banyak pelanggan yang datang untuk menyampaikan keluhan,” tambahnya.

Thailand adalah pasar BYD terbesar di luar Tiongkok dan merupakan kunci bagi rencana ekspansi globalnya, terutama setelah Uni Eropa mengenakan tarif 17,4% pada mobil BYD.

Menurut firma riset Counterpoint, pabrikan China tersebut menguasai 46% pangsa pasar kendaraan listrik di Thailand pada kuartal pertama dan merupakan pemain terbesar ketiga di pasar mobil penumpang.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours