Candra Wijaya soroti penampilan duet baru Leo/Bagas dan Fikri/Daniel

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Peraih emas Olimpiade Bulu Tangkis Sydney 2000 Legenda bulu tangkis Kandra Wijaya menyambut baik penampilan dua ganda putra baru Indonesia, Leo Roli Karnand/Bagas Maulana dan Muhammad Shahibul Fikri/Daniel Martin, yang baru saja melakoni debut di Jepang. . Dibuka di Yokohama-Kanagawa minggu lalu.

Kedua pasangan yang semula bernama Leo/Daniel dan Bagas/Fikri ini menyelesaikan debut mereka di pertandingan baru dengan pasangan baru dengan cukup memuaskan setelah mencapai babak semifinal. Sayangnya, keduanya tak mampu melaju ke laga final.

Di babak semifinal, Leo/Bagas mengalahkan pasangan Malaysia Goh Hsieh Fei/Nur Izzudin 19-21, 17-21, sedangkan Fikri/Daniel mengatasi drama tiga set 21-12, 15-21, 19-21 hingga maju ke final dunia. unggulan keempat asal Korea Selatan adalah Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae.

“Kalau main, bisa ikut atau berkompetisi,” kata peraih medali emas ganda putra Olimpiade Sydney bersama Tony Gunawan itu saat ditemui awak media di Jakarta, Senin.

Mengomentari pertukaran kedua pasangan tersebut, Kandra mengaku merasa langkah tersebut merupakan langkah yang tepat.

“Ya, ini waktunya untuk mencoba sesuatu,” kata pria berusia 48 tahun itu.

Ia menambahkan, selain langkah tersebut, PBSI juga harus berani mempromosikan pemain muda lainnya. Mantan pemain bulu tangkis nasional Chandra Vijaya. FOTO TENGAH/Puspa Perwitasari/nz/aa. (FOTO ANTARA/PUSPA PERWITASARI)

“Ketika saya benar-benar mempertimbangkan alternatifnya, para pemain muda perlu lebih dipromosikan atau diberi semangat. Namun yang ada saat ini menurut saya masih kurang dan perlu lebih. Artinya pemain juga harus berlatih lebih intensif,” ujarnya. ditambahkan. dia menjelaskan.

Ia pun mengomentari kegagalan pebulu tangkis Indonesia mempertahankan emas Olimpiade di Paris beberapa waktu lalu setelah beberapa nama papan atas tumbang, dengan hanya tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung yang meraih perunggu.

Menurutnya, kegagalan tim bulu tangkis Indonesia meraih emas di Olimpiade disebabkan beberapa hal, seperti penerapan strategi yang salah di lapangan, kelelahan, dan beratnya beban menjaga tradisi emas.

“Saya juga memikirkannya, dan tentu saja saya sedih juga. Saya kira persiapannya sangat maksimal, usahanya juga bagus,” kata pria yang juga pelatih ganda putra tim Ad Hoc PBSI itu. Olimpiade 2024.

“Latihannya bagus banget ya, persaingannya berat, dan mungkin saya akan melihat sedikit strateginya, mungkin cara bermainnya. Pastinya menjadi beban menjaga tradisi emas,” imbuhnya.

“Kemarin persiapan terakhir, mungkin anak-anak kelelahan, mungkin karena kita tidak jauh dari Eropa,” tutupnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours