Canggih, Benteng Drone NATO Lawan Rusia

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Panasnya perang teknologi tinggi antara Rusia dan Ukraina memaksa anggota NATO membangun sistem pertahanan drone canggih untuk melawan Rusia.

Pangkalan drone NATO adalah pengawasan perbatasan menggunakan kendaraan udara tak berawak (UAV). Sekarang, kastil drone akan dibangun dari Norwegia hingga Polandia.

Interesting Engineering memberitakan pada Rabu (29/5/2024) bahwa sistem anti drone juga akan digunakan untuk memberikan keamanan terhadap provokasi negara musuh. Negara-negara seperti Finlandia, Norwegia, Polandia dan negara-negara Baltik lainnya telah sepakat untuk membangun kastil tersebut.

“Ini adalah hal yang benar-benar baru, dan tujuannya adalah menggunakan drone dan teknologi lainnya untuk melindungi perbatasan kita dari gangguan negara-negara yang tidak bersahabat dan untuk mencegah penyelundupan,” kata Agne Bilutaite, menteri dalam negeri Lituania.

Lituania berencana meningkatkan perlindungan perbatasannya dengan bantuan drone. Dinas Penjaga Perbatasan Negara Lituania baru-baru ini membentuk unit drone dan sedang menjalankan misi untuk memperoleh lebih banyak drone dan sistem anti-drone.

Otoritas nasional di negara lain akan merancang rencana pengembangan benteng drone dengan bantuan para ahli. Meskipun tidak ada jadwal spesifik yang diberikan untuk penyelesaian kastil tersebut, Bilutaite menyarankan agar pendanaan Uni Eropa dapat digunakan untuk pembangunannya.

Menteri Dalam Negeri Estonia, Laurie Laanmatts, juga mengungkapkan rencana pengelolaan perbatasan timur dengan teknologi yang dapat mendeteksi dan menembak jatuh drone. Laanemets merasa bahwa kastil-kastil ini penting di dalam dan sekitar kota-kota besar. “Validasi kemampuan drone dan anti-drone sangat penting untuk mencegah dan melawan intrusi yang mempengaruhi tetangga kita di wilayah timur,” kata Laanemets.

Menurutnya, hal tersebut disebabkan adanya upaya memperkuat negara untuk menghadapi situasi di mana Rusia akan mencoba melakukan intervensi keamanan dengan menggunakan drone. Oleh karena itu, Estonia berkomitmen untuk mempertahankan kedaulatannya seiring dengan sulitnya akses fisik ke wilayah Estonia.

Para pejabat NATO percaya bahwa Moskow dan Belarus akan terus melakukan yang terbaik untuk ikut campur dalam keamanan internal negara-negara tetangga. Mereka percaya bahwa kali ini masalah tersebut harus dijawab dengan tindakan yang bersatu, tepat waktu, dan seimbang terhadap Rusia.

Polisi Estonia dan Dewan Penjaga Perbatasan juga telah membuat rencana untuk memasang peralatan di perbatasan timur untuk mendeteksi drone. Pihak berwenang Estonia percaya bahwa penting untuk mencakup seluruh perbatasan timur dan kota-kota besar dengan kemampuan pengawasan dan pengendalian drone yang konstan.

“Untuk menjamin keselamatan rakyat kami, Estonia harus mampu mengidentifikasi drone yang terbang di atas kami kapan saja dan menembak jatuh mereka jika perlu,” kata Viko Komusar, Wakil Direktur Jenderal Kepolisian dan Dewan Pengawasan Perbatasan.

Saat ini, menurut dia, drone sehari-hari digunakan para penyelundup. Misinya sangat bervariasi, mulai dari mendukung kejahatan, mempersiapkan kejahatan, dan mengumpulkan informasi tentang populasi dan infrastruktur penting.

MG/ Maulana Kusumadeva Iskandar

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours