Cara menolong penderita aritmia dengan gejala pingsan mendadak

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Dokter spesialis jantung dr. Alexandra Gabriella Sp.J.P FIHA Dukungan yang tepat bagi pasien gangguan irama jantung (aritmia) yang datang dengan sinkop mendadak dapat mencegah penyakit yang lebih serius bahkan menyelamatkan nyawa pasien.

Dalam diskusi dengan RS Podok Indah Group Jakarta, Jumat, mengenai penyakit aritmia dan gangguan irama jantung, Gabi mengatakan pingsan merupakan salah satu gejala aritmia. Pingsan yang dikenal sebagai salah satu faktor risiko aritmia, tidak memiliki gejala awal yang jelas, terjadi saat beraktivitas atau di lokasi yang tidak biasa, serta memiliki riwayat penyakit jantung atau kematian dalam keluarga.

Hal ini disebabkan karena irama jantung menjadi cepat atau melambat secara tiba-tiba, atau berhenti secara tiba-tiba (skip beats). Jika tidak ditangani dengan baik, pasien akan meninggal seketika.

Gaby mengatakan cara yang benar untuk membantu seseorang yang tiba-tiba pingsan adalah dengan menepuk bahu pasien dan memeriksa respon pasien dengan memanggil namanya. “Jika pasien tidak merespons tanda-tanda kewaspadaan, orang yang berada di sekitar harus segera meminta bantuan atau menelepon 911.”

Sembari menunggu pertolongan medis datang, penolong dapat memeriksa pernapasan korban dan memeriksa denyut nadi, baik di pergelangan tangan maupun di leher.

Selain itu, CPR disebut juga dengan istilah cardiopulmonary resusitation (CPR) atau resusitasi jantung paru (CPR) dengan menggunakan teknik dasar. CPR terus dilakukan hingga korban sadar kembali atau hingga bantuan medis tiba.

“Jika pasien tidak sadarkan diri, posisikan diri dan lingkungan dengan aman, lakukan CPR, posisikan badan di samping korban, pastikan posisi tangan benar, dan lakukan CPR kuat minimal 100 kali. setiap menit dan kedalaman lima sentimeter, “katanya.

Pelatihan bantuan hidup dasar dapat dipelajari di mana saja, dapat diakses oleh masyarakat umum, bahkan di luar negeri yang mengajarkan CPR di sekolah dasar, kata Gaby. Hal ini penting agar jika seseorang tiba-tiba pingsan, penanganan segera dapat menyelamatkan nyawanya.

Ia juga berhipotesis bahwa ketukan di ujung kuku dapat membangunkan pasien yang tiba-tiba tidak sadarkan diri.

“Belum ada penjelasan medis mengenai hal ini, justru itu adalah mitos keliru yang bisa diperbaiki jika bahu orang yang pingsan ditepuk untuk mengetahui apakah respons pingsan itu benar adanya,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours