CdM Indonesia : Dua emas ini tanda kita bisa saingi China dan AS

Estimated read time 3 min read

JAKARTA (Antara) – Chef de Mission (CDM) Indonesia, Anindya Bakri mengatakan, raihan dua medali emas yang diraih tim Merah Putih menjadi tanda Indonesia mampu bersaing dengan China dan Amerika Serikat di luar bulu tangkis.

Atlet pemanjat tebing Vedrik Leonardo dan atlet angkat besi Rizki Junyansiah berhasil meraih medali emas bagi Indonesia di Olimpiade Paris 2024.

“Terima kasih banyak, kita bisa mendapatkan dua medali emas, dan ini merupakan emas pertama di luar bulu tangkis. Ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu bersaing dengan siapa pun, termasuk China dan Amerika Serikat. Bangga dengan Vedrik dan Rizki dan juga dengan semuanya. support system. Ini merupakan kerja keras tim dan HUT RI ke-79,” kata Anindya Bakri, Chief of Mission of Indonesia (CDM) dalam keterangan resmi, Jumat.

Dengan tambahan dua medali emas dalam satu hari, peringkat Indonesia langsung melonjak dari peringkat 70 ke peringkat 28 dengan total dua medali emas dan satu medali perunggu.

Pada nomor panjat tebing cepat putra, Vedric Leonardo mampu mengalahkan atlet pertama Tiongkok Wu Peng di babak final setelah menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 4,75 detik. Kemudian podium ketiga diamankan oleh atlet Amerika Sam Watson yang memecahkan rekor waktu tercepat dunia dalam perebutan tempat ketiga.

Sementara di cabang angkat besi, Rizky Junyansia yang tampil di kelas 73 kg putra berhasil meraih total angkatan 354 kg dengan rincian 155 kg merebut dan 199 kg bersih dan brengsek serta mencetak rekor olimpiade. Weeraphone Wichuma dari Thailand meraih medali perak dengan total angkatan 346kg, sedangkan Bozhidar Andreev dari Bulgaria meraih perunggu dengan skor 344kg.

“Kita bersyukur Indonesia berhasil lolos ke klasifikasi tersebut. Ini merupakan kerja keras dari pemerintah, NOC, Kony, olahraga, atlet dan seluruh pihak yang mendukung. Sekali lagi terima kasih lagu Indonesia yang bisa dinyanyikan Raya sebanyak dua kali.32 tahun lalu tahun 1992. Di olimpiade,” kata Anin.

Sejak Indonesia mengikuti Olimpiade Helsinki 1952 di Finlandia, total 40 medali telah dikumpulkan atlet Indonesia, termasuk sepuluh medali emas.

Indonesia meraih medali pertamanya di Olimpiade Seoul 1988, setelah tiga pemanah putri, Lilis Handayani, Nurfitriana Saiman, dan Kusuma Wardhani meraih medali perak. Di Olimpiade, Indonesia finis di peringkat ke-36.

Kemudian Indonesia meraih emas pertamanya di Olimpiade Barcelona tahun 1992. Total, Indonesia berada di peringkat 24 perolehan medali dengan perolehan dua emas, dua perak, dan satu perunggu.

Sehingga tradisi medali emas Indonesia masih dipertahankan oleh Atlanta pada tahun 1996 dengan 1 emas, 1 perak, 2 perunggu di peringkat ke-41. Pada Olimpiade Sydney 2000, ia finis di urutan ke-38 dengan satu emas, tiga perak, dan dua perunggu.

Pada penampilan tim Indonesia di Olimpiade Athena 2004, mereka menempati peringkat ke-48 dengan raihan satu emas, satu perak, dan dua perunggu. Finis ke-40 di Olimpiade Beijing 2008 dengan satu emas, satu perak, dan empat perunggu. Pada Olimpiade London 2012, Indonesia gagal mempertahankan tradisi emasnya dengan hanya meraih dua perak dan satu perunggu di peringkat ke-60.

Tradisi emas kembali dipertahankan di Olimpiade Rio 2016 dengan raihan satu emas dan dua perak dengan finis di peringkat ke-46. Olimpiade Tokyo 2020 berada di peringkat ke-55 dengan raihan satu emas, satu perak, dan tiga perunggu.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours