Cegah faktor risiko perkembangan jantung janin di trimester pertama

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Dokter Spesialis Jantung Anak, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dr. Sarah Rafika Nursiirwan Sp.A(K) mengatakan ada beberapa faktor yang dapat dicegah untuk mengurangi risiko gagal jantung janin pada kehamilan trimester pertama.

“Yang perlu diperhatikan adalah teratogen yang mengganggu tumbuh kembang janin, yaitu asam retinoid yang sering digunakan ibu-ibu untuk mengatasi jerawat di trimester pertama, sangat berpengaruh. Minum alkohol atau sindrom alkohol janin sangat berhati-hati untuk menghindari alkohol,” ujarnya. . Dia. dalam diskusi online yang dihadirinya di Jakarta, Kamis.

Sarah mengatakan, paparan asap rokok juga sebaiknya dihindari pada trimester pertama, baik pasif, paparan orang lain, perokok aktif, maupun ibu hamil.

Faktor lain yang dapat dicegah adalah infeksi virus dan bakteri seperti batuk rejan, rubella, infeksi sitomegalovirus yang dapat mempengaruhi perkembangan jantung janin.

Ia mengatakan hal ini sangat berdampak karena pembentukan jantung mulai terjadi dalam 8 minggu pertama. Pada masa ini, jantung janin sudah terbentuk sempurna di dalam rahim, sehingga trimester pertama merupakan masa krusial bagi ibu hamil untuk menjaga kandungannya dengan baik.

“Ibu hamil dengan riwayat epilepsi mengonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi detak jantung bawaan, obat lainnya adalah kaptopril pada trimester pertama, hati-hati, Anda harus memberi tahu dokter obat lain apa yang Anda konsumsi saat pemeriksaan. dia menambahkan.

Sementara itu, ada faktor lain yang juga mendukung terbentuknya jantung bayi yang sehat selama kehamilan, yaitu perlunya terpenuhinya asupan nutrisi baik mikronutrien maupun makronutrien.

Namun, ada kondisi ibu hamil yang sudah memiliki riwayat kesehatan sebelum hamil yang mungkin tidak bisa dicegah, yakni. diabetes mellitus, bayi akan lahir dengan berat badan tinggi dan tanda-tanda hipoglikemia, atau gula darah rendah, yang berhubungan dengan jantung. cacat mulai dari ringan sampai berat.

Dengan kondisi ini, bayi yang lahir dapat mengalami transposisi arteri yang jarang dan kompleks sehingga anak terlahir dengan korpus luteum dan dapat mengalami kardiomiopati hipertrofik, atau kondisi otot jantung menebal sehingga menyumbat pembuluh darah yang keluar dari aorta, gejala gagal jantung.

“Dan yang harus dicermati adalah riwayat genetiknya, misalnya dari anak pertama yang lahir dengan PJK maka risikonya meningkat, apalagi karena ibunya juga menderita PJK, maka anak yang dilahirkan mungkin memiliki risiko PJK sebesar 10-15 persen.” kata Sara.

Guna mencegah anak terlahir dengan penyakit jantung bawaan, Sara menyarankan ibu hamil untuk rutin memeriksakan kehamilan ke dokter kandungan dan USG jantung ke dokter spesialis jantung anak jika ada dugaan tidak normal atau berisiko. faktor.​​​​

USG dengan ekokardiografi janin idealnya dapat dilakukan pada usia kehamilan 18-22 minggu, karena pada masa ini jantung sudah terlihat jelas untuk dianalisis.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours