CELIOS: Mayoritas konsumen cek legalitas fintech lewat situs regulator

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Direktur Eksekutif Center for Economic and Legal Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan berdasarkan Survei CELIOS 2024, mayoritas nasabah fintech masih mengecek keaslian perusahaan fintech melalui situs resmi, seperti Money Services. Otoritas (OJK).

Hasil survei menunjukkan 40 persen responden mencari daftar lisensi platform di website direktur, 22,1 persen mengecek nama perusahaan di cekfintech.id, dan 20,4 persen mengecek di media.

“Sekarang ternyata 17 persen lainnya mencari di mesin pencari,” kata Bhima pada Seminar Nasional ‘Membangun dan Memperkuat Ekosistem Keuangan Digital Indonesia’ di Jakarta, Senin.

Menurut Bhima, pencarian sah melalui mesin pencari terkadang memerlukan kehati-hatian. Pasalnya, di mesin pencari, hasil fintech kerap dianggap bermasalah karena berbasiskan pada optimasi mesin pencari (SEO).

“Kadang-kadang top search engine, SEO jadi masalah fintech yang ke 10. Jadi bagaimana, teman-teman Asosiasi Fintech (AFTECH) harus terus menjaga kabar baik tentang fintech yang menciptakan, fintech yang bagus. dia menjelaskan.

Lebih lanjut, jelasnya, sayangnya hasil survei menunjukkan konsumen hanya memiliki waktu kurang dari dua jam untuk memilih melakukan transaksi keuangan melalui fintech.

Hal ini menunjukkan masih rendahnya tingkat literasi keuangan digital pada masyarakat pengguna layanan fintech.

Sekitar 31 persen responden membutuhkan waktu penelitian 2 hingga 4 jam, 12 persen responden membutuhkan waktu lebih dari 9 jam, dan 9 persen responden membutuhkan waktu 4-9 jam untuk memutuskan transaksi melalui layanan fintech.

“Bagaimana cara membaca persyaratan dan mempelajari hukum yang rata-rata waktunya kurang dari dua jam? Jadi ada promosi menarik, misalnya penawaran fintech pinjaman P2P dengan bunga rendah. Dari yang saya baca, bunganya mungkin rendah. , tapi biaya akhirnya terlalu mahal atau undang-undangnya perlu dikaji secara mendalam. Nah, ini salah satu permasalahan literasi digital kita, katanya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours