Cerita Tentang Langkah Kecil Mimpi Besar, Inspirasi dari Pedalaman

Estimated read time 4 min read

dlbrw.com, SORONG – Pendidikan anak usia dini atau PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Pada tahap ini, bayi mengalami pertumbuhan pesat secara kognitif, emosional, dan sosial. Distribusi pendidikan anak usia dini (PAUD) di Indonesia belum sepenuhnya merata, dengan kesenjangan yang cukup besar antara wilayah perkotaan dan perdesaan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD di Indonesia diperkirakan akan mencapai sekitar 66,4% pada tahun 2023. Permasalahan utamanya adalah kurangnya infrastruktur pendidikan yang memadai di pedesaan, permasalahan ekonomi dan kesenjangan sosial. Hal ini menghalangi anak-anak untuk mengakses pendidikan berkualitas.

Mutu pendidikan anak usia dini tidak lepas dari peran pendidik yang berkualitas. Pendidik PAUD mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membentuk karakter dan kemampuan anak sejak dini. Guru PAUD harus mampu menyediakan lingkungan belajar yang merangsang, aman dan penuh kasih sayang. Pendidik yang kompeten dan berdedikasi sangat penting untuk memastikan setiap anak menerima pendidikan terbaik sejak awal.

Mei L Huma. S, Th. Kami berkomitmen terhadap pemerataan pendidikan anak usia dini di Indonesia Timur. May termotivasi oleh orang tuanya dan kehidupannya sebagai anak nelayan. May juga berkomitmen untuk meningkatkan pendidikan anak-anak nelayan. Sejak 2009, ia mempersiapkan diri untuk mengabdi di Pelangi Sukashita 2, atau Sekolah Laut, di distrik Keukubu, Sorong, Papua.

Beragam kendala yang dihadapi May selama 15 tahun menjadi guru PAUD. May harus menempuh perjalanan selama tiga jam untuk sampai ke sekolah dan kendala tidak berhenti sampai di situ, ia harus menyeberangi lautan untuk mencapai posisinya sebagai pengajar. Saat musim hujan, satu-satunya jembatan menuju sekolah sangat licin. “Tidak jarang anak-anak diberi hari libur karena musim hujan sangat berbahaya untuk bersekolah,” kata Mei.

Kendala yang dihadapi May hanya sebatas perjalanan jauh antara rumah dan sekolah, serta infrastruktur sekolah yang tidak mendukung kegiatan belajar mengajar. “Kami hanya mempunyai satu ruang kelas yang digunakan secara bergantian, tidak ada ruang guru atau kantor, dan terkadang kami membeli alat tulis untuk anak-anak dengan uang kami sendiri. kami akan terus berupaya memberikan pendidikan terbaik,” tambah Mei.

Tepat pada bulan Mei, Yohana Situmeang, salah satu pendidik Sri Lasri, memutuskan untuk menjadi sukarelawan di TK Anugerah Abadi, Desa Tepian Langsat, Bengalon, Kalimantan Timur, sebuah sekolah yang terletak di tengah perkebunan kelapa sawit.

Terlepas dari segala kendala dalam perjalanannya sebagai insider pendidik, Sri berupaya menjaga komitmennya terhadap dunia pendidikan. “Saya menjenguk anak-anak yang tidak bisa bersekolah dan berusaha memastikan mereka mendapat pendidikan anak usia dini. Ini bentuk pengabdian saya sebagai guru PAUD,” kata Sri. Menurut Sri, pendidikan anak usia dini membantu anak belajar bagaimana berinteraksi dengan lingkungannya, mengembangkan kemampuan berbahasa, dan menciptakan landasan yang kuat untuk pembelajaran di masa depan.

Masih banyak orang tua di wilayah tiga kecamatan yang menganggap pendidikan anak usia dini tidak penting. Melalui sosialisasi dan kunjungan orang tua, Sri dan tim berupaya secara rutin untuk menyadarkan orang tua akan pentingnya pendidikan bagi masa depan anak-anaknya. “Kami mendatangi rumah mereka satu per satu dan mengenalkan kepada mereka seperti apa pendidikan anak usia dini, tujuan dan manfaatnya, padahal masyarakat di sini masih banyak berbeda dengan masyarakat perkotaan,” tambah Sri.

Tantangan yang dihadapi masyarakat Sri tidak hanya berasal dari pola pikir masyarakatnya saja, namun juga dari lingkungannya. Selama mengabdi sebagai guru di pedalaman Kalimantan, Sri banyak menghadapi tantangan berat. “Tiap hujan jalan sekolah kebanjiran, jalan tanah merah tidak bisa dilalui dan kadang butuh waktu satu jam untuk sampai ke sekolah karena saya tahu anak-anak ini butuh pendidikan dan pendidikan. Aku cinta kamu,” jelas Sri yang menanggapinya dengan berani dan tenang. menjamin keselamatan murid-muridnya dalam segala hal mulai dari keterbatasan infrastruktur hingga ancaman hewan hutan yang berbahaya.

Perjuangan dan dedikasi para pendidik pedesaan Indonesia tidaklah sia-sia. Berkat jerih payah Mei dan Sri, kedua pendidik ini mendapat Penghargaan Guru Pahlawan dari Dalam di Askrindo PAUD Indonesia Awards (APIA) 2024, sebuah ajang apresiasi Asuransi Kedit Indonesia (Askrindo) atas dedikasinya yang luar biasa terhadap PAUD. Mereka adalah guru-guru yang memberikan dampak positif terhadap pendidikan anak usia dini di Indonesia.

Janji BUMN Asrindo

Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) akan terus berinovasi dan meningkatkan mutu pendidikan Indonesia untuk mewujudkan generasi cerdas, kreatif, dan berkarakter mulia guna membangun Generasi Emas Indonesia di tahun 2045. Presiden PT Askrindo Fankar Umran mengatakan Askrindo juga berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan anak Indonesia melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan PT Askrindo. “Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) no. “Setiap anak di Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang layak,” kata Fankar.

Askrindo memiliki berbagai program untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak di Indonesia, antara lain Askrindo PAUD Indonesia Awards yang mendukung peningkatan kualitas guru PAUD, Mobil Pintar (MOPI) yang memberikan kesempatan literasi kepada 22.000 anak, dan kerja sukarela. di bidang perlindungan anak telah dilaksanakan. dan berbagai inisiatif lainnya. “Kami berkomitmen mendukung kualitas pendidikan yang lebih baik untuk menciptakan generasi emas yang berkualitas dan bermoral,” kata Fankar.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours