China akan masukkan Australia dalam program bebas visa

Estimated read time 2 min read

Istanbul (Antara) – Perdana Menteri Tiongkok pada Senin mengatakan bahwa ia akan memasukkan Australia dalam program bebas visa negaranya, setelah bertemu dengan Perdana Menteri Anthony Albanese di Canberra.

“Kami sepakat untuk menyetujui akses terhadap visa ganda berdurasi lima tahun untuk pariwisata, bisnis, dan kunjungan keluarga guna memfasilitasi pertukaran pribadi dengan lebih baik.

“Tiongkok akan melibatkan Australia dalam proses penerbitan visanya,” kata Li pada konferensi pers bersama setelah pertemuan tahunan para pemimpin dengan Albania.

“Kami berdua menekankan pentingnya menjaga komunikasi dan koordinasi bersama untuk menjaga perdamaian, stabilitas dan kemakmuran di kawasan dan sekitarnya, untuk menjaga perdamaian dan pembangunan kawasan yang sejalan dengan kebutuhan bersama semua negara,” ujarnya.

Menegaskan kembali komitmennya terhadap kemitraan yang lebih luas dengan Canberra, Lee mengatakan: “Kami juga secara terbuka bertukar pandangan mengenai perbedaan pendapat dan perselisihan serta sepakat untuk mengelolanya dengan baik.”

Lee meminta Canberra mendukung masuknya Hong Kong sebagai mitra ekonomi komprehensif, perjanjian perdagangan antara negara-negara Asia-Pasifik.

Sementara itu, Albanese mengatakan kedua pihak menandatangani perjanjian untuk “lebih banyak bekerja sama dalam aksi iklim, pendidikan, kebudayaan dan meningkatkan perjanjian perdagangan bebas.”

Dalam pernyataannya kepada wartawan, Albanese mengatakan kedua pihak melakukan diskusi “konstruktif” dan sepakat untuk mengembangkan hubungan perdagangan dan investasi selain mengatasi perubahan iklim.

Mengakui Tiongkok sebagai kekuatan regional dan global, Albanese mengatakan Beijing mempunyai peran dalam “menjaga kawasan kita tetap terbuka, stabil dan sejahtera.”

“Sebagai negara dengan sejarah, sistem politik, dan nilai yang berbeda, kami akan bekerja sama dengan Tiongkok,” tambahnya.

Dia mengatakan kedua belah pihak membahas “meningkatkan komunikasi militer-ke-militer untuk mencegah insiden.” “Kami akan membahas bagaimana hal itu bisa dilakukan seiring berjalannya waktu,” tambahnya.

Perdana Menteri Australia mengatakan dia juga mengangkat “masalah dampak invasi Rusia ke Ukraina” dengan Lee.

“Soal sifat pembahasannya, ada yang langsung disepakati, ada yang tidak. Kita berbeda pendapat, tapi penting untuk bisa diungkapkan, agar kita bisa konstruktif dalam hal ini,” ujarnya. .

Sumber: Anadolu

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours