China-ASEAN perkuat aksi bersihkan sisa ranjau darat di Asia Tenggara

Estimated read time 2 min read

Beijing (ANTARA) – China dan negara-negara anggota ASEAN sepakat untuk melanjutkan kerja sama penghapusan sisa-sisa bahan peledak perang (ERW) termasuk ranjau darat di kawasan Asia Tenggara.

“Di Asia Tenggara, ranjau dan bahan peledak perang lainnya masih menjadi masalah serius. Sebagai tetangga dekat, sahabat dan mitra negara-negara ASEAN, Tiongkok terlibat dalam kerja sama aksi kemanusiaan dengan ASEAN,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning saat jumpa pers. konferensi di Beijing, Tiongkok pada Jumat (26/7).

Pada tanggal 25-27 Juli telah dilaksanakan pertemuan para menteri luar negeri (menlu) negara-negara anggota ASEAN dan mitranya dalam rangkaian pertemuan ASEAN, ASEAN-China, East Asia Summit (EAS) ke-14, ASEAN Plus Three (APT). antara anggota ASEAN Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan, serta ASEAN Regional Forum (ARF) ke-31 di Vientiane, Laos.

“Tiongkok memberikan bantuan, melatih personel, dan mengirimkan ahli. Kami juga secara aktif membantu meningkatkan kapasitas pekerjaan ranjau di negara-negara anggota ASEAN yang terkena ranjau darat dan ERW lainnya sehingga kehidupan lebih aman dan lebih baik bagi penduduk lokal,” kata Mao Ning.

Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi bersama para Menteri Luar Negeri anggota ASEAN membuat Deklarasi Bersama Menteri Luar Negeri ASEAN-Tiongkok tentang Penguatan Kerja Sama Kemanusiaan untuk Penghapusan Ranjau Darat.

“Dokumen tersebut merupakan langkah maju yang baik dengan visi, konsensus dan tindakan yang memberikan dorongan baru untuk menyelesaikan masalah ranjau darat dan ERW lainnya di Asia Tenggara,” kata Mao Ning.

Dalam pernyataan bersama pada sesi “ASEAN Post-Ministerial Conference (PMC) Plus One Session with China”, Tiongkok dan anggota ASEAN akan mengambil serangkaian langkah dalam pengelolaan ranjau darat dan sisa bahan peledak lainnya.

Langkah-langkah tersebut antara lain meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya ranjau darat dan ERW lainnya, mempercepat reklamasi lahan terkontaminasi, memberikan bantuan medis dan rehabilitasi yang memadai kepada para korban, serta memungkinkan masyarakat untuk kembali ke rumahnya masing-masing.

Selain itu, kegiatan pengelolaan tambang akan diintegrasikan dengan agenda pembangunan berkelanjutan di kawasan, menjajaki berbagai instrumen keuangan untuk membiayai penanganan tambang, menjalin kerja sama yang lebih praktis seperti pembentukan tim, menetapkan norma dan latihan bersama, mendukung kerja ARMAC. termasuk pemanfaatan teknologi dalam pertambangan.

Langkah lainnya adalah memperkuat kerja sama dengan badan-badan PBB, seperti Layanan Pekerjaan Ranjau PBB dan Program Pembangunan PBB, serta melakukan pemantauan terhadap negara-negara Selatan dan trilateral.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours