China desak kapal militer Jepang tak lintasi Selat Taiwan

Estimated read time 3 min read

BEIJING dlbrw.com – China meminta Jepang tidak mengirim kapal perang melintasi Selat Taiwan untuk menjaga prinsip perjanjian “Satu China”.

“Kami mendesak Jepang untuk menghormati komitmennya dan bertindak bijaksana dalam masalah Taiwan dan menahan diri untuk tidak mencampuri hubungannya dengan Tiongkok serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian pada konferensi pers. Kamis (26/9) Beijing.

Diketahui, militer Jepang menggunakan kapal perusak JS Sazanami untuk melintasi perairan Selat Taiwan pada Rabu (25/9) dan melakukan perjalanan ke selatan selama lebih dari 10 jam untuk menyelesaikan penyeberangan.

Perjalanan yang dilakukan dengan kapal angkatan laut Australia dan Selandia Baru ini disebut-sebut merupakan yang pertama sejak Perang Dunia II.

“Masalah Taiwan berkaitan dengan kedaulatan dan integritas wilayah Tiongkok. Ini adalah landasan politik hubungan Tiongkok-Jepang dan tidak boleh melewati garis merah,” tambah Lin Jian.

Lin Jian mengatakan, masuknya kapal milik Pasukan Bela Diri Maritim Jepang ke Selat Taiwan ditangani sesuai peraturan perundang-undangan.

“Tiongkok sangat waspada terhadap niat politik Jepang di balik tindakan ini dan telah menyampaikan protes dari pihak Jepang,” kata Lin Jian.

Jepang membuat komitmen yang jelas terhadap hal ini dalam Deklarasi Bersama Tiongkok-Jepang tahun 1972, Lin Jian mengatakan, “Pemerintah Jepang mengakui Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sebagai satu-satunya pemerintahan Tiongkok yang sah. RRT menegaskan kembali bahwa Pemerintah Jepang mengakui bahwa Taiwan adalah bagian yang tidak dapat ditarik kembali dari wilayah Republik Rakyat Tiongkok.” sepenuhnya memahami dan menghormati posisi tersebut dan dengan tegas mempertahankan posisinya berdasarkan Pasal 8 Deklarasi Potsdam.

Kapal berpeluru kendali Angkatan Laut Australia (RAN) HMAS Sydney (DDG 42) dan kapal suplai Angkatan Laut Selandia Baru (RNZN) HMNZS Endeavour (A11) juga melintasi Selat Taiwan mulai pukul 14.00 waktu setempat. Perjalanan kapal Angkatan Laut Selandia Baru ini merupakan yang pertama di Selat Taiwan dalam 17 tahun terakhir.

Sementara itu, China pada Rabu (25/9) juga menyatakan telah berhasil meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) langka ke Pasifik.

Peluncuran ini diyakini merupakan yang pertama dalam beberapa dekade.

Kementerian Pertahanan Tiongkok mengatakan dalam pernyataan tertulis bahwa kekuatan rudal militer Tiongkok “meluncurkan ICBM … membawa simulasi hulu ledak ke laut terbuka Samudra Pasifik pada pukul 08:44 waktu setempat pada tanggal 25 September”. Rudal tersebut jatuh di wilayah laut yang diperkirakan.

Peluncuran rudal balistik antarbenua memicu protes dari negara-negara lain di kawasan, termasuk Jepang, yang mengatakan pihaknya “tidak menerima pemberitahuan sebelumnya dari Tiongkok” dan peningkatan aktivitas militer Beijing di kawasan tersebut merupakan “kekhawatiran serius”.

Namun, Lin Jian membantah dirinya tidak memberi tahu Jepang.

“Peluncuran uji coba ini merupakan pengaturan rutin dalam rencana pelatihan tahunan kami. Ini mematuhi hukum internasional dan praktik internasional dan tidak ditujukan terhadap negara atau target mana pun. Kami telah memberi tahu negara-negara terkait sebelumnya,” kata Lin Jian.

Selain itu, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pada Kamis (26/9), 43 pesawat militer Tiongkok dan delapan kapal perang Tiongkok terdeteksi di dekat Taiwan dalam 24 jam terakhir.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours