China jadi rumah bagi lebih dari 4.500 perusahaan AI

Tianjin (ANTARA) – Saat ini terdapat lebih dari 4.500 perusahaan kecerdasan buatan (AI) di Tiongkok, yang mencerminkan kuatnya adopsi tren AI di negara tersebut, menurut data resmi yang diumumkan pada acara industri pada Kamis (20/6).

Informasi tersebut dirilis oleh Shan Zhongde, wakil menteri industri dan teknologi informasi Tiongkok, pada World Intelligence Expo 2024 di Tianjin, Tiongkok utara.

Menurut Shan, Tiongkok telah membangun 421 pabrik percontohan nasional yang menerapkan manufaktur cerdas, serta lebih dari 10.000 bengkel digital dan pabrik pintar tingkat provinsi.

Dari robot humanoid hingga mobil otonom, para pejabat dan pakar di acara tersebut menekankan bahwa teknologi AI dengan cepat mengubah kehidupan manusia.

Teknologi seperti antarmuka otak-komputer dan robot humanoid akan memiliki dampak praktis pada industri seperti manufaktur, transportasi, pendidikan dan kesehatan, kata Wu Zhaohui, wakil presiden Chinese Academy of Sciences (CAS).

“Teknologi AI juga dapat membawa kekuatan transformatif terhadap pembangunan ekonomi regional dan mengubah lanskap persaingan global,” tambah Wu.

Menurut data resmi, industri inti AI Tiongkok akan mencapai 578 miliar yuan (1 yuan = Rp 2.270) pada tahun 2023, meningkat 13,9 persen dari tahun lalu.

Laporan kerja pemerintah Tiongkok pada tahun ini meluncurkan inisiatif AI Plus, sebuah langkah strategis untuk memperluas ekonomi digital serta mentransformasi dan memodernisasi sektor manufaktur.

Pameran Intelijen Dunia, yang berlangsung hingga tanggal 23 Juni, diadakan di Tianjin dan kota Chongqing di Tiongkok barat daya, yang sebelumnya dikenal sebagai Kongres Intelijen Dunia Tianjin dan Chongqing Smart China Expo.

Dengan area pameran seluas 100.000 meter persegi, acara ini menawarkan berbagai area pameran bertema yang mencakup bidang AI, kendaraan pintar yang terhubung, manufaktur pintar, dan robotika.

Kedua kota tersebut akan menjadi tuan rumah World Intelligence Expo di tahun-tahun mendatang.