China: Netralitas karbon global penting untuk kesejahteraan manusia

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Perwakilan Khusus Tiongkok untuk Perubahan Iklim Liu Zhenmin menyampaikan pidato di Indonesia Net-Zero Summit (INZS) 2024 dalam pidato bertajuk “S.O.S Hell Leaks: Climate Avengers Assemble!” Berbicara di PBB, ia menekankan pentingnya netralitas karbon global bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Di Jakarta, pada hari Sabtu.

“Mencapai pengurangan karbon global penting tidak hanya bagi kesehatan generasi saat ini, tetapi juga bagi lingkungan generasi masa depan kita,” ujarnya pada acara Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia (FPCI).

Ia mengatakan, saat ini banyak negara Asia yang berada pada tahap kritis transisi energi dan menghadapi banyak tantangan seperti peningkatan konsumsi energi, kenaikan biaya, berkurangnya energi terbarukan yang baru dan tidak berkelanjutan.

Beliau memberi kami proposal singkat untuk mencapai keseimbangan antara ketahanan energi dan transisi energi, yang merupakan masalah sulit yang dihadapi negara-negara Asia, khususnya dalam desain kode.

Pertama, lanjut Liu, banyak hal yang perlu didukung.

“Perubahan iklim adalah masalah global yang memerlukan kerja sama negara-negara di seluruh dunia,” kata Liu.

Ia mengatakan semua negara harus mematuhi Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) dan Perjanjian Paris sebagai kerangka hukum kerja sama internasional untuk memerangi perubahan iklim.

Yang kedua adalah mendorong keadilan, kepemimpinan, dan transisi kekuasaan yang adil, kata direktur khusus perubahan iklim Tiongkok.

“Kesetaraan, keadilan, keseimbangan, dan kerja sama adalah elemen kunci transisi energi global,” kata Liu.

Menurutnya, transisi energi harus menjamin keamanan energi dan memiliki fleksibilitas, kapasitas ilmiah dan koordinasi.

Transisi yang adil dan adil membutuhkan pembangunan yang sesuai dengan tingkat pembangunan, kapasitas dan sumber daya masing-masing negara.

“Negara-negara berkembang harus memberikan bantuan untuk membantu negara-negara berkembang mendapatkan pekerjaan yang layak,” kata Liu.

Yang ketiga adalah mengatasi hambatan dengan berbagi teknologi dan mengisi kesenjangan pengendalian iklim dunia.

“Membangun kepercayaan antara negara-negara di belahan bumi utara dan selatan memerlukan kerja sama internasional yang tulus,” kata Liu.

Liu menekankan bahwa proteksionisme dan tindakan individual yang dilakukan oleh beberapa negara menciptakan hambatan serius terhadap transisi rendah karbon di dunia.

“Komunitas internasional harus menolak kontradiksi dan pemikiran zero-sum yang mengarah pada tata kelola iklim global melalui persaingan dan kerja sama yang efektif,” kata Liu.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours