China Penyelamat Ekonomi Rusia, Perdagangan Capai Rp2,1 Kuadriliun

Estimated read time 1 min read

JAKARTA – Pada Januari hingga Juli 2024, perdagangan Rusia dan China tumbuh sebesar 1,6%. Hasilnya, kerja sama kedua negara mencapai 136,67 miliar dolar AS atau setara dengan 2,1 gigabyte rupiah.

Tiongkok dianggap sebagai penyelamat utama perekonomian jahat Rusia, dan Barat telah menjatuhkan sanksi terhadap Moskow. Sanksi tersebut dijatuhkan akibat invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

Menurut Moscow Times, volume perdagangan kedua negara akan mencapai rekor tertinggi pada tahun 2023, mencapai 240 miliar dolar AS atau setara dengan 3,8 triliun rupiah.

Laporan tersebut mengutip data bea cukai Tiongkok, yang menyatakan Tiongkok mengekspor barang senilai US$61,64 miliar ke Rusia dalam tujuh bulan pertama tahun 2024, turun 1,1% dari periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, impor sebesar 75,03 miliar dollar AS, meningkat 3,9%.

Rusia menjadi semakin bergantung pada Tiongkok untuk ekspor energi karena kehilangan akses ke pasar energi Eropa yang menguntungkan.

Namun, ancaman sanksi AS terhadap bank-bank Tiongkok telah menciptakan hambatan pembayaran lintas batas antara Rusia dan Tiongkok di tengah lonjakan perdagangan. Bank di Negeri Tirai Bambu memiliki prosedur kepatuhan yang lebih ketat.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours