Closing Statement Rocky Gerung Ini Bikin Semua Pembicara Terdiam

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Akademisi Rocky Gerung memberikan sambutan di hadapan seluruh narasumber yang mengikuti acara iNews TV Suara Rakyat bertajuk ‘Banyak Drama Jelang Pilkada, Kenapa?’ yang disiarkan, Selasa (3/9/2024) malam. Rocky menjelaskan alasannya mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebagai seorang guru, kata Rocky, menurutnya politik harus diajarkan dengan menggunakan kekuatan argumentasi yang lebih baik. Tidak ada perasaan di tempat itu. Kritik keras terhadap Presiden Jokowi adalah soal posisinya, bukan soal Jokowi secara pribadi.

“Saya putuskan untuk menghina Presiden Jokowi, bukan Jokowi sebagai pribadi, saya menghina posisinya. (Ada yang bilang) Rocky Gerung menghina Presiden lho, Presiden itu bukan orang, dia Presiden itu pekerjaan, jabatan,” katanya. Rocky Gerung, kata Sabtu (7/9/2024).

Menurut Rocky Gerung, jabatan presiden tidak ada kehormatannya. Presiden mempunyai martabat dalam menjalankan tugas kerajaannya, karena badan publiknya digabungkan dengan badan pribadinya. Rocky menegaskan, hanya manusialah yang mempunyai harkat dan martabat, yang disebutnya harkat dan martabat kemanusiaan.

“Saya hormati orangnya, tapi bukan situasinya, harusnya jelas,” ujarnya.

Mantan dosen filsafat Universitas Indonesia (UI) ini menegaskan, kritik Presiden Jokowi didasarkan pada pendekatan yang jelas. Ia mengaku tidak punya dendam terhadap Jokowi secara pribadi.

“Kaesang nikah, saya diajak keluarga Jokowi, Anies ditelepon dari Jogja, Rock, Rock di mana, kenapa? Saya tidak bisa bertemu dengan Jokowi selama 3 jam karena harus antri. ajak malam untuk langsung masuk ke saya, tidak masalah,” kata Rocky.

Padahal, saat Gibran menjabat Wali Kota Solo, kata Rocky, ada kalanya ia berkunjung ke rumahnya untuk belajar. Dalam kunjungan tersebut, Gibran meminta dikritik sehingga Rocky pun ikut mengkritik Gibran, bahkan adik iparnya Bobby Nasution yang menjabat Wali Kota Medan.

Kemudian Rocky menceritakan pengalamannya saat mendaki pegunungan Himalaya. Pada ketinggian sekitar 5.000 meter dan suhu kurang dari 20 derajat Celcius ia kehilangan posisinya. Satu-satunya tempat berteduh hanyalah pagar, seekor binatang Himalaya berbentuk seperti anak sapi. Papa memanfaatkan tanah sebagai tempat tidur agar tetap hangat.

“Kotoran itu berguna untuk menyelamatkan saya, tidak semua kotoran tidak berguna, apalagi dalam politik,” ujarnya.

Kali ini Rocky juga mengaku takut karena menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Presiden Jokowi setelah atlet tersebut berhasil meraih medali emas. Rocky merupakan salah satu Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI).

“Saya puji Jokowi dari sana, terima kasih kepada Jokowi yang mengizinkan saya membawa pulang medali emas, saya tersiksa di sini, kenapa puji Presiden Jokowi Rock? Dia presiden saya selama saya di luar negeri, pemenang Indonesia, saya ikut mengibarkan bendera. , “Kenapa bukankah saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Jokowi? Itu yang kita sebut nilai, kejujuran dalam berpolitik,” ujarnya.

Rocky kembali menegaskan dirinya tidak punya masalah dengan pemerintah. Inilah sebabnya mengapa kita berbicara tentang kebijakan pemerintah yang tidak jelas. Pada masa Presiden SBY, Rocky juga kerap melontarkan kritik keras. Namun, kini dia biasa ngobrol dengan SBY. Ia ingin memisahkan pikiran seseorang yang bisa memisahkan kebijaksanaan politik dan rasa hormat pribadi.

“Saya akan kritik terus. Dan saya tidak bisa dihukum karena menghina atau memuji Jokowi. Cerita menghina presiden sudah tidak ada lagi,” ujarnya.

Rocky menegaskan kecintaannya pada Indonesia. Kecintaan presiden, pejabat, dan politisi busuk tidak ada gunanya, karena mereka hanya hidup 5 tahun, tapi masyarakat Indonesia menjalani seluruh hidupnya.

Oleh karena itu, politik yang sehat harus dimulai pada tingkat 0% agar para pemimpin profesional dapat memberikan argumen yang baik. Rocky mengemukakan dua prinsip dalam memilih calon pemimpin, yaitu etika dan kecerdasan. Setelah melewati kedua prinsip tersebut, kita bisa bicara tentang seleksi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours