Co-firing PLTU Jeranjang Ciptakan Manfaat Ganda Bagi Masyarakat Lombok

Estimated read time 3 min read

LOMBOK – PLN Indonesia Power (PLN IP) mendapat dua kali manfaat dari penerapan program patungan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang. Manfaat-manfaat ini berperan sebagai dorongan ramah lingkungan terhadap transisi energi di negara ini, dan meningkatkan kesejahteraan finansial dan sosial masyarakat.

Selain memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat, Kepala Dinas ESDM Provinsi NTB Sahdan mengatakan, program kerja sama biomassa di PLTU Jeranjang juga sejalan dengan Program Pengembangan Energi Terbarukan (EBT) yang baru. dan mendukung pencapaian tujuan nol emisi di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun 2050.

“Program bersama ini terkait dengan pengembangan EBT, kita perjuangkan produksi energi yang tangguh sehingga apa yang dimiliki bangsa NTB di tahun 2050 bisa kita capai,” kata Sahdan sembari memantau aktivitas perusahaan – shooting tersebut. di PLTU Jeranjang, Lombok, Kamis (05/09/2024).

Ia menambahkan, pemanfaatan biomassa di PLTU Jeranjang juga dapat mendukung sektor pariwisata dengan menyediakan energi hijau dan emisi yang lebih sedikit. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke resor NTB, khususnya Lombok.

Secara terpisah, Direktur Utama PLN Indonesia Edwin Nugraha Putra mengatakan biomassa serbuk gergaji menjadi pilihan untuk digunakan sebagai energi primer dibandingkan batu bara. Langkah tersebut, kata dia, merupakan wujud komitmen PLN dalam upaya transfer listrik dalam negeri dan mendukung pembangunan tahun 2060 ke Barat Baru. Integrasi biomassa ini juga menjadi salah satu insentif lingkungan dalam rencana pembangunan untuk meningkatkan integrasi energi terbarukan di dalam negeri.

“Pemanfaatan biomassa pada sektor produksi komersial khususnya PLTU efektif menurunkan emisi sektor ketenagalistrikan. Hal ini untuk mendukung IP PLN sebagai bagian dari PLN agar pemerintah mencapai NZE pada tahun 2060,” kata Edwin.

Sementara itu, Direktur Utama PLN Unit Usaha Pembangkitan Indonesia (UBP) Jeranjang, Unisetya Arivibawa mengatakan, PLTU Jeranjang memanfaatkan berbagai limbah menjadi bahan baku biomassa untuk mengurangi operasional batu bara. Limbahnya bervariasi mulai dari bahan bakar daur ulang atau olahan (SRF), serbuk gergaji, serpihan kayu, dan sampah bank (LURK).

“Untuk PLTU Jeranjang kita menggunakan biomassa dari SRF, kemudian serbuk gergaji dan serpihan kayu, dan terakhir LURK. Total konsumsi biomassa PLTU Jeranjang sejak 2024 hingga Agustus sebanyak 15.796 ton,” ujarnya.

Terkait manfaat ganda dari pembuangan limbah PLN Indonesia Power UBP Jeranjang, salah satu pengelola proyek produksi biomassa masyarakat, Mansur mengatakan, sejak dilaksanakannya program ini, PLN Indonesia Power UBP Jeranjang telah melakukan penguatan terhadap masyarakat sekitar pembangkit. Mereka memperoleh keuntungan ekonomi melalui produksi sumber daya alam dari biomassa yang berasal dari daerah Lombok.

“Kami mengumpulkan apa yang dapat kami temukan secara lokal. Sumber kami ada di seluruh Pulau Lombok, sehingga ratusan ton titik didatangkan setiap harinya. Adapun pendapatannya meningkat dua kali lipat. Mereka yang mulai berpenghasilan Rs 50.000 per hari kini bisa mencapai Rs 100.000. – 150 ribu”, jelas Mansyur.

Mansyur dan timnya menargetkan produksi serbuk gergaji sebanyak 3.000 ton per tahun. Dibutuhkan sekitar 50 orang untuk memproduksi produk pengendalian tanaman. Selain itu, ada aspek lain yang berperan dalam pekerjaan ini. Mansoor menjelaskan bahwa para pekerja kayu dan lain-lain telah merasakan manfaat langsung sejak program ini dimulai. Serpihan kayu yang dulunya dibuang begitu saja, kini memiliki nilai ekonomis.

“Proyek produksi tanaman ini dipastikan akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja baru sehingga perekonomian Lombok juga semakin berkembang,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours