Coba-coba hingga kecanduan jadi alasan orang konsumsi buah kecubung

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Perhimpunan Dokter Pemasar Jamu Tradisional Indonesia (PDPOTJI) menyatakan, salah satu alasan seseorang mengonsumsi buah kecubung adalah untuk mencoba bahkan ketagihan.

“Alasan masyarakat menggunakan batu kecubung umumnya adalah orang-orang dengan kondisi emosi atau mental yang tidak stabil, seperti kalangan muda dan remaja,” kata Ketua PDPOTJI Dr. (Cand.) Dr. Ingrid Tanya, MC saat dihubungi ANTARA, Senin di Jakarta.

Ingrid mengatakan konsumsi buah kecubung sering kali terjadi karena kondisi emosi atau mental seseorang sedang tidak stabil. Biasanya digunakan untuk meredakan depresi atau stres.

Kondisi trial and error ini, kata dia, mirip dengan rasa penasaran saat mencoba mencicipi rokok, obat kuat, atau narkotika.

Selain itu, dalam kasus kecanduan, pecandu narkoba menyalahgunakan batu kecubung dan mencampurkannya dengan obat keras bernama Zenith, yang mengandung zat Carnophen.

“Itu adalah obat psikoaktif atau obat yang bersifat adiktif dan sebenarnya ilegal. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah tidak mengizinkan lagi untuk diedarkan. Dulunya obat penyakit tulang, tapi dilarang karena bersifat psikoaktif dan berpotensi menimbulkan kecanduan,” kata Ingrid.

Namun Zenith tetap digemari masyarakat dengan harga murah, termasuk racikan yang menggunakan buah kecubung.

Ingrid mengingatkan, mengonsumsi minuman tersebut bisa berbahaya bagi kesehatan karena dapat menyebabkan halusinasi, peningkatan gairah seks secara tiba-tiba, irama jantung tidak teratur, dan bahkan kematian.

Durasi keparahan efek samping juga berbeda-beda pada setiap orang, sehingga penggunaannya tidak dianjurkan. Sedangkan untuk penanganan pasca kecelakaan, ia mengatakan, tidak ada yang bisa dilakukan masyarakat selain membawa pasien mabuk tersebut ke rumah sakit terdekat.

“Masyarakat tidak bisa menolong secara medis, satu-satunya cara adalah dengan membawa ke rumah sakit, karena orang yang keracunan batu kecubung harus diberikan obat senyawa yang menyebabkan mabuk atau halusinasi,” ujarnya.

Kemudian hari ini, Direktur Reserse Narkoba Polda Kalsel Combes Paul Kelana Jaya mengatakan, hasil tes Laboratorium Ilmu Forensik (Labfor) Polri Surabaya menunjukkan buah kecubung positif mengandung atropin dan skopolamin.

“Untuk narkotika, psikotropika, dan obat-obatan berbahaya lainnya negatif, yang jelas penggunaan batu kecubung tidak baik karena kandungannya, apalagi jika dicampur dengan obat-obatan terlarang dan alkohol,” ujarnya.

Selain itu, Kapolda Kalsel, Kompol Dr. Muhammad El Yandiko menambahkan, kandungan atropin dan skopolamin pada buah kecubung berbahaya bagi kesehatan, terutama pada buah dan akarnya memiliki kandungan paling tinggi yaitu 0,4-0,9%, disusul daun dan bunganya sebesar 0,2-0,3%.

Tentu saja kecubung mengandung alkaloid yang secara medis disebut antikolinergik, yang bekerja pada sistem saraf pusat sehingga dapat menyebabkan peningkatan detak jantung, efek anestesi, dan halusinasi yang berlangsung hingga dua hari.

“Pengguna kesulitan membedakan kenyataan dan khayalan yang dialaminya sehingga mengakibatkan kecanduan dan jika dikonsumsi berulang-ulang akhirnya berujung pada mabuk-mabukan,” kata Yandiko.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours