CSIS: RAPBN 2025 cerminkan komitmen keberlanjutan

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Direktur Eksekutif Center for Policy and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri menilai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 benar-benar menunjukkan komitmen terhadap stabilitas yang digalang Presiden yang memilih Penjamin Emisi Efek Prabowo.

Yose kepada ANTARA di Jakarta, Jumat, salah satu kesepakatannya terdapat pada anggaran infrastruktur yang mencapai Rp 400,3 triliun, termasuk untuk pengembangan Ibukota Negara Republik Indonesia (IKN).

Bagian anggaran infrastruktur mencapai 11 persen dari total APBN 2025 sebesar Rp3.613,1 triliun. Namun jumlah anggaran tersebut lebih kecil dibandingkan alokasi anggaran infrastruktur pada tahun 2024 sebesar Rp 422,7 triliun.

“Ada kesinambungan program-program yang dibuat oleh Presiden Jokowi. Namun hal ini masih di atas kertas dan masih harus kita lihat apakah akan ada perubahan di dalamnya,” ujarnya.

Yose menambahkan, RAPBN 2025 juga menunjukkan sinergi yang baik antara pemerintahan Jokowi dan Presiden terpilih Prabowo.

Presiden Joko Widodo memberikan pengarahan kepada pemerintah mengenai RUU Pendapatan dan Anggaran Negara Tahun Anggaran 2025 beserta RUUnya pada Sidang Paripurna DPR RI di Jakarta, Jumat. Presiden mengatakan, peran APBN harus dimanfaatkan untuk memberdayakan Indonesia menjadi negara maju.

Penyusunan RAPBN tahun 2025 didasarkan pada asumsi dasar yaitu inflasi terjaga pada kisaran 2,5%, pertumbuhan ekonomi diperkirakan 5,2%, nilai tukar rupiah diperkirakan berkisar Rp16.100 per dolar AS, bunga SBN 10 tahunan. berada di angka 7,1%, harga minyak bumi Indonesia 82 dollar AS/barel, produksi minyak diperkirakan 600 ribu barel per hari, dan gas bumi mencapai 1,005 juta barel setara minyak per hari.

“Pembangunan APBN tahun 2025 merupakan pilar penting untuk menjaga stabilitas dengan menghentikan skema multi profit yang terus berlanjut dari pemerintahan saat ini ke pemerintahan yang akan datang,” kata Presiden.

Dijelaskannya, APBN 2025 dirancang untuk menjaga stabilitas, kohesi, dan keberlanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan melalui pertumbuhan ekonomi inklusif.

APBN tahun anggaran 2025 merupakan masa pergantian rezim sehingga proses persiapannya juga penting.

Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, presiden yang menjabat pada tahun terakhir pemerintahannya wajib menyusun rencana kerja pemerintah (RKP) untuk tahun pertama pemerintahan presiden berikutnya. .

Meski demikian, presiden terpilih periode berikutnya masih mempunyai keleluasaan untuk menyempurnakan RKP dan APBN pada tahun pertama pemerintahannya melalui mekanisme APBN (APBN-P).

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours