CTC data tutupan terumbu karang Nusa Penida Bali capai 60 persen

Estimated read time 2 min read

Denpasar (Antara) – The Coral Triangle Center (CTC), sebuah yayasan independen dan nirlaba, Bali melaporkan tutupan karang di Kawasan Konservasi Laut Nusa Penida di Kabupaten Klungkung telah mencapai 60 persen berdasarkan observasi tahun 2008-2024.

“Trennya relatif stabil dan saat ini rata-rata 60 persen,” kata Marthan Weli, penasihat konservasi laut CTC Bali, di Denpasar, Senin.

Menurutnya, meski Bali saat ini menjadi magnet wisata bahari, namun persentase kehidupan terumbu karang di tiga kepulauan Nusa Penida, Nusa Senningan, dan Nusa Lembongan relatif baik.

Ia menjelaskan, persentase tutupan karang 0-25 persen tergolong buruk, kemudian 25-50 persen tergolong sedang, dan lebih dari 50 persen menandakan karang sehat karena dapat tumbuh dengan baik.

Namun, ia mengingatkan, 40 persen perairan bawah laut Cagar Laut Nusa Penida merupakan terumbu karang dan unsur alam bawah laut yang berpasir tidak merusak terumbu karang sehingga menghambat pertumbuhan terumbu karang.

Ia mengatakan, upaya restorasi terumbu karang harus dilakukan lebih intensif untuk meningkatkan persentase tutupan karang.

Sejak tiga tahun lalu, kata dia, pihaknya telah memulihkan 1.000 wadah restorasi karang berbentuk bintang atau setara dengan sekitar 2.000 meter persegi karang di perairan Toya Pake yang rusak. desa dan desa tol.

Aktivis kelautan ini menjelaskan, hilangnya terumbu karang antara lain disebabkan oleh aktivitas manusia dan bencana alam seperti banjir yang menyebabkan sedimen menutupi terumbu karang.

Marthen menambahkan, pihaknya akan menggunakan metode Point Intercept Transect (PIT) di 14 lokasi permanen yang mewakili perairan Nusa Penida dengan kondisi bervariasi untuk memantau kondisi terumbu karang.

Dijelaskannya, 14 titik tersebut meliputi tempat-tempat yang terkenal sebagai destinasi wisata selam, misalnya Toya Pakeh, Crystal Bay, Manta Point, Paed, dan Lembongan.

Setiap pengamatan dengan metode PIT, tim merentangkan tali sepanjang 150 meter untuk mencatat jenis karang dan kondisinya.

Ada juga tali sedalam tiga meter dan 10 meter menurut standar internasional yang mewakili perairan dangkal dan dalam.

“Dalam jarak 150 meter itu kami mengukur total persentase karang mati, karang hidup, alga, dan pasir,” imbuhnya.

Selain itu, tim menemukan kondisi terumbu karang Nusa Penida minim terserang penyakit antara lain penyakit karang pita putih dan penyakit karang pita hitam.

“Karang sakit di Nusa Penida tidak banyak kita lihat, masih dalam kisaran rendah dan lumayan,” ujarnya.

Katanya, polusi, limbah cair, dan sampah plastik juga menyebabkan penyakit karang.

Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida meliputi Pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan dengan luas 20.057 hektar.

Berdasarkan Surat Perintah Nomor 24 (Capeman) Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2014, Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida dikelola sebagai Taman Wisata Perairan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours