CTC kembangkan kawasan konservasi laut RI dukung ekonomi biru

Estimated read time 3 min read

Denpasar, Bali (Antara) – Yayasan independen dan nirlaba Coral Triangle Center (CTC) Denpasar, Bali mengembangkan Kawasan Konservasi Perairan (KKL) di Indonesia untuk mendukung Program Ekonomi Biru.

“Jika KKP dikelola dengan baik, maka akan terus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, termasuk pariwisata dan perikanan,” kata konsultan konservasi laut CTC Marthan Valli, Jumat di Denpasar, Bali.

Pihaknya saat ini bekerja di sembilan kawasan konservasi laut di Indonesia, antara lain di Timor Timur, Pulau Nusa Penida di Bali, kemudian di perairan Maluku, Pulau Banda, dan Pulau Boano, termasuk Seram bagian barat, Sula, di Maluku Utara. .

Kegiatan yang dilakukan antara lain melakukan survei dan pemantauan terkait terumbu karang dan biota laut di dalamnya yang hasilnya memberikan informasi kepada pemerintah dan pemangku kepentingan terkait.

Selain itu, pihaknya juga memberikan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat, khususnya wilayah pesisir, untuk mengelola dan melindungi sumber daya laut serta memberikan penghidupan.

Sedangkan untuk pengembangan KKL, lanjutnya, sudah dilakukan sejak tahun 2010 dan pemberdayaan masyarakat baru dilakukan dalam tiga tahun terakhir.

Misalnya saja di Kawasan Konservasi Laut Nusa Penida, Kabupaten Klangkung, Bali, pihaknya mendukung pengembangan wisata mangrove dan pemanfaatan rumput laut yang diolah menjadi biskuit hingga pembuatan sabun.

Produksi sabun, kata dia, juga telah diserap oleh akomodasi wisata setingkat hotel, termasuk di kawasan Nusa Penida.

“Di Nusa Penida kami mendukung pengelolaannya dengan pemantauan rutin terhadap terumbu karang dan ikan setiap tahun. “Jadi setiap bulan dia patroli bersama masyarakat untuk memastikan tidak ada pelanggaran atau kerusakan di kawasan itu,” ujarnya.

Selain sembilan lokasi KKP, pihaknya juga memberikan pelatihan konservasi dan restorasi untuk membangun kapasitas masyarakat, termasuk di Pulau Sereya yang berada di luar kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur.

Marthan menambahkan, wilayah perairan Indonesia dan lima negara lainnya yakni Timor Timur, Filipina, Malaysia, Papua Nugini, dan Kepulauan Solomon kaya akan terumbu karang dan biota laut yang menjadi sumber pangan dan sumber perekonomian masyarakat. . .

Keenam negara ini memiliki terumbu karang dan biota laut terbesar di dunia, sehingga Inisiatif Segitiga Terumbu Karang dibentuk untuk melindungi sumber daya laut tersebut.

Aktivis kelautan ini menambahkan, saat ini dunia internasional tengah berupaya memperluas kawasan konservasi, termasuk terumbu karang, karena manfaatnya yang sangat besar bagi kelestarian bumi dan ekonomi biru.

Ia berharap lebih banyak kerja sama antar negara dapat diwujudkan melalui forum-forum di tingkat internasional untuk menjaga kelestarian lingkungan laut melalui Indonesia-Africa Forum (IAF) yang kedua di Nusa Dua, Bali pada 1-3 September 2024.

Forum tersebut berencana untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi biru dan juga menyajikan sesi terkait Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

“Keberlanjutan ekosistem terumbu karang dalam SDGs termasuk dalam tujuan ke 14 yaitu lingkungan laut atau kehidupan di bawah air,” imbuhnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours