Daging Nabati Diklaim Lebih Sehat Bagi Jantung Dibandingkan Daging Biasa

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Alternatif pangan nabati (PBMA) dalam beberapa tahun terakhir menjadi pilihan populer bagi masyarakat yang peduli kesehatan dan ingin mengurangi daging. Namun, apakah alternatif tersebut benar-benar menyehatkan jantung kita?

Sebuah tinjauan baru-baru ini yang diterbitkan dalam Canadian Journal of Cardiology mengklarifikasi perdebatan ini dan menemukan bahwa PBMA sebenarnya lebih baik untuk kesehatan jantung dibandingkan daging biasa. Tidak dapat disangkal peningkatan popularitas PBMA. Dari burger yang dibuat dengan protein kacang polong hingga sosis yang dibuat dengan kedelai, alternatif daging ini merupakan makanan pokok di banyak rumah. Hal yang paling menarik dari ulasan terbaru ini adalah bahwa PBMA, meskipun merupakan produk olahan, secara umum memenuhi rekomendasi diet untuk kesehatan jantung.

“Produk-produk ini seringkali mengandung lebih sedikit lemak jenuh dan lebih banyak serat makanan dibandingkan produk daging, sehingga berpotensi menawarkan efek kardioprotektif,” kata penulis utama studi Matthew Nagra dari University of British Columbia, menurut laporan di Study Finds, Jumat (5/7/2024 ). ).

Namun, para peneliti mengatakan diperlukan lebih banyak penelitian. Karena masih ada pertanyaan mengenai implikasi kesehatan jangka panjang dari alternatif daging nabati, terutama karena kandungan natriumnya yang tinggi dan proses pengolahan yang lama (ultra-processing).

Dalam studi ini, para peneliti mengevaluasi literatur yang tersedia mengenai PBMA dan penyakit kardiovaskular (CVD), dengan fokus pada profil nutrisi PBMA dan pengaruhnya terhadap faktor risiko CVD. Mereka menganalisis literatur tinjauan sejawat dari tahun 1970 hingga 2023, menggunakan istilah penelusuran yang terkait dengan daging nabati, kesehatan jantung, dan komponen nutrisi seperti protein kedelai, protein kacang polong, dan lemak makanan.

Penelitian ini mengutamakan uji coba terkontrol secara acak (RCT) dan studi kohort prospektif yang membandingkan PBMA dengan produk daging tradisional. Pendekatan ini memberikan analisis yang kuat tentang bagaimana PBMA mempengaruhi penanda utama kardiovaskular seperti kolesterol total, kolesterol jahat atau low-density lipoprotein (LDL), dan berat badan.

“Meskipun pasar daging nabati telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir dan semakin banyak orang yang menikmati burger nabati, secara mengejutkan hanya sedikit yang diketahui tentang bagaimana alternatif daging ini dapat mempengaruhi kesehatan, khususnya risiko kardiovaskular,” kata Nagra. .

“Oleh karena itu kami berusaha meninjau literatur yang tersedia mengenai topik ini untuk mengidentifikasi apa yang diketahui saat ini dan memberikan panduan untuk penelitian di masa depan,” katanya.

 

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours