Dana dan sesi konsultasi jadi tantangan lakukan revisi bibir sumbing

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Dokter bedah plastik spesialis desain modern dan pengerjaan plastik indah, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo mengatakan permasalahan keuangan dan sesi komunikasi dengan orang tua menjadi tantangan bagi pasien transplantasi bibir.

“Apakah bibir sumbing perlu dikoreksi atau tidak, saya yakin memang demikian. “Tapi itu masalahnya, kadang kita bertanya pada diri sendiri, masalahnya terutama karena kita khawatir dengan harga yang mahal,” kata Dr. Kristaninta Bangun, Sp.B.P.R.E., Subsp.K.M(K) dalam obrolan online di Jakarta, Rabu.

Kristan mengatakan, orang tua pasien kerap khawatir biaya penggantian bibir sumbing lebih mahal dari biaya semula. Akibatnya, operasi yang seharusnya segera dilakukan pada pasien anak dan lanjut usia sempat tertunda beberapa waktu.

Keterlambatan ini mempengaruhi kualitas hidup pasien, khususnya pasien lanjut usia. Ia menjelaskan, pasien sering mengalami kesulitan mengunyah atau menelan, ketika makanan atau minuman keluar dari mulut, rasa percaya diri turun.

Tantangan selanjutnya adalah komunikasi dua arah dengan orang tua saat konsultasi. Kristan mengatakan, keluhan keduanya lebih banyak dibandingkan pasien dalam banyak kasus yang melibatkan anak-anak.

“Menurut saya, kalau menilai bibir sumbing pada anak, orang tualah yang harus percaya. Seringkali anak tidak sadar (kondisinya), jadi kalau masih hilang, kita masih bisa memperbaikinya. “Tapi bedanya hanya satu atau dua milimeter, orang tua bingung,” ujarnya.

Kristan menambahkan, orang tua dan anggota keluarga pasien yang ingin memeriksakan bibir sumbing tidak perlu khawatir mengenai biaya. Masyarakat bisa melakukan kegiatan yang biayanya ditanggung oleh BPJS.

Ia menjelaskan, keluarga bisa mengirimkan informasi yang dilakukan di RSUD terdekat ke RSCM, sehingga bisa memberikan layanan sesuai kondisi pasien.

Sementara pada sesi diskusi, Kristan menyampaikan agar para orang tua tidak boleh bermalas-malasan karena banyak rumah sakit seperti RSCM yang memiliki tim sendiri untuk menangani operasi bibir sumbing.

Karena operasinya memerlukan banyak hal, maka operasi dilakukan setelah berkonsultasi dengan dokter yang bersangkutan dan dokter dari departemen lain seperti dokter spesialis THT, spesialis rehabilitasi medis dan kesehatan jiwa, untuk mengetahui apakah ada masalah pada cedera atau masalah fisik lainnya. . disebabkan oleh celah langit-langit.

Orang tua juga tidak mengutarakan keluhannya di hadapan pasien anak, sehingga rasa percaya diri anak tidak menurun karena penampilan yang dianggap berbeda dengan anak pada keadaan normal.

“Yang terpenting adalah memberikan keyakinan pada anak bahwa dirinya mempunyai kelebihan dalam banyak hal selain kelemahan yang dimilikinya, sehingga ia tidak takut karena penampilannya,” ujar Dr. Kristen.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours