Danone dorong pelestarian sumber daya air di DAS Ayung Bali

Estimated read time 3 min read

JAKARTA (ANTARA) – Produsen air minum dalam kemasan Danone Indonesia menggalakkan kemitraan pengelolaan sumber daya air campuran secara top-down di Sungai Ayung (DAS), Bali, untuk menjaga ketersediaan air.

“Kami tahu bahwa mendorong praktik berkelanjutan merupakan bagian penting untuk memberikan dampak nyata terhadap kesejahteraan lingkungan dan masyarakat,” kata Direktur Pembangunan Berkelanjutan Danone Indonesia Karyanto Wibowo dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Pertumbuhan populasi, perubahan iklim, dan peningkatan pariwisata yang tidak dibarengi dengan pengelolaan sumber daya air yang efektif diperkirakan akan meningkatkan kerawanan air.

Berdasarkan data kualitas air Pulau Bali yang dikeluarkan Pusat Pengendalian Pengembangan Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2021, diperkirakan kualitas air di Bali pada tahun 2025 berada pada kondisi lemah.

Laporan menunjukkan bahwa kebutuhan air di Bali akan mencapai 5.951,92 liter per detik pada tahun 2021 dan 7.991,29 liter per detik pada tahun 2025. Bali mungkin menghadapi kelangkaan air pada tahun 2025 jika kapasitas infrastruktur air baku di Bali tidak ditingkatkan.

Oleh karena itu, lanjut Karyanto, pihaknya aktif mengelola sumber air yang terkoneksi secara top-down di beberapa daerah aliran sungai (DAS) di wilayah operasional perusahaan, termasuk di DAS Ayung, Bali.

DAS Ayung merupakan sungai terbesar di Bali dengan luas 109,30 kilometer persegi dan panjang anak-anak sungainya 300,84 kilometer.

Aliran air ini mengalir melalui enam (6) kabupaten dan kota di Bali yaitu Kabupaten Badung, Gianyar, Bangli, Tabanan, Buleleng dan Kota Denpasar.

Menurutnya, sejak Juli 2013, perusahaan telah bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan lokal termasuk pemerintah daerah, organisasi non-lokal (NGO Janma), universitas perumahan, kelompok pertanian, relawan dan tokoh masyarakat untuk melindungi Sungai Ayung.

Badan multisektor ini akan bertanggung jawab atas sejumlah proyek pengelolaan sumber daya air yang komprehensif dan terintegrasi dari hulu hingga hilir Cekungan Ayung.

Di wilayah hulu, Perkumpulan Ayung DAS melakukan program advokasi masyarakat berbasis kearifan lokal mengenai konservasi sumber daya air yang efektif di Glagalinggah, Kintamani, yang merupakan daerah tangkapan air utama bagi hulu sungai Ayung.

Untuk mengendalikan aliran hujan dan memulihkan air

Di lapangan, Forum Ayung DAS telah membangun lebih dari 2.600 rorak (saluran/saluran penyakit), menanam 4.000 pohon dan melakukan upaya konservasi.

Dalam mengembangkan perekonomian masyarakat, Danone Indonesia dan Asosiasi Ayung DAS mendukung masyarakat untuk mengembangkan proyek lahan wisata untuk konservasi dan budaya sehingga menjadikan Kawasan Wisata Hutan Pinus Galagalinggah menjadi tempat yang terkenal.

Selain itu, juga dikembangkan konsep Agromina sebagai upaya mengatasi pencemaran amonia di Danau Batur, memadukan pertanian dan budidaya perairan dengan memanfaatkan perairan kaya nutrisi yang digunakan untuk menyuburkan tanaman

Sementara di wilayah bawah, Karyanto mengatakan, akses air, cuci, dan kebersihan (WASH) sedang dikembangkan di Banjar Bukian.

Saat ini, 1.031 rumah tangga mempunyai akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours