Dari PON 2024 untuk Olimpiade Los Angeles

Estimated read time 4 min read

Banda Aceh dlbrw.com – Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Aceh dan Sumatera Utara memasuki momen penutupan terakhirnya. Sederet prestasi ditorehkan oleh atlet Indonesia, salah satunya cabang olahraga dayung.

Pada PON 2024, cabang olahraga dayung akan menghasilkan 45 medali emas. Dari jumlah tersebut, Jawa Barat memperoleh medali terbanyak dan menjadi juara umum dengan perolehan 32 medali, yang meliputi 26 medali emas, empat perak, dan dua perunggu.

Dalam tiga edisi PON berturut-turut, Tim Dayung Jabar yang dilatih Mohammad Suryadi berhasil menjadi juara umum pada ajang tersebut.

Mereka finis satu peringkat di bawah DKI Jakarta dengan empat emas, 12 perak, dan delapan perunggu.

Papua Barat meraih peringkat ketiga dengan perolehan tiga medali emas, dua perak, dan empat perunggu.

Sedangkan tuan rumah Aceh finis di urutan kesembilan. Sumut yang juga menjadi tuan rumah PON edisi kali ini masih mengalami nasib yang menyedihkan karena gagal mengumpulkan satu medali pun.

Bahkan, Aceh yang meliputi Sumut, Papua Dataran Tinggi, Papua Barat Daya, Papua Selatan, dan Papua Tengah mendapat perlakuan khusus dari Pimpinan Umum (PB) PON.

Provinsi-provinsi tersebut berhak mengikuti PON 2024 tanpa terlebih dahulu melalui babak kualifikasi yang biasanya dilakukan oleh provinsi selain provinsi tersebut.

Sayangnya keistimewaan PB PON tidak dimanfaatkan dengan baik oleh daerah-daerah tersebut.

Meski demikian, Aceh dan Sumut tetap patut diacungi jempol karena menunjukkan kerja kerasnya di lomba dayung.

Wakil Ketua Umum III Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB PODSI) Budiman Setiawan mengatakan PON 2024 merupakan bagian dari langkah awal Indonesia menuju Olimpiade 2028 di Los Angeles, Amerika Serikat.

Menurut dia, usai PON 2024, PB PODSI akan segera menyeleksi pedayung yang berpotensi masuk pelatnas atau timnas.

Meski Olimpiade masih empat tahun lagi, namun persiapannya harus segera dimulai.

Barang konsumsi yang bagus

Selain itu, pada Olimpiade 2028, olahraga dayung akan memasukkan beach sprint rowing atau dayung pantai sebagai disiplin kompetisi baru.

Lomba dayung pantai diadakan di Pon untuk pertama kalinya di Indonesia.

“Setelah PON ini kita akan melakukan pelatnas jangka panjang untuk menatap Olimpiade 2028,” kata Budiman.

Pelatnas yang dilakukan PB PODSI adalah untuk mempersiapkan pedayung handal menjelang SEA Games Thailand 2025, Asian Games Jepang 2026, dan Pra Olimpiade.

Ada 15 cabang olahraga dayung yang dipertandingkan di Olimpiade 2028, yakni 12 cabang olahraga dayung klasik dan tiga cabang olahraga dayung pantai.

PB PODSI juga akan melakukan penilaian secara detail terhadap atlet yang bersiap mengikuti Olimpiade 2028.

PB PODSI tidak menutup kemungkinan untuk memberikan motivasi kepada atlet yang bertanding di cabang olahraga dayung klasik untuk bertanding di lari pantai.

Pada PON edisi kali ini, DKI Jakarta mendominasi perolehan medali yang tercetak di pantai dayung. Ada tiga balapan yang dipertandingkan, dua diantaranya dimenangkan oleh pemain DKI.

Dua medali emas diraih oleh Lola Hanrina Blegur di Ajang Tunggal Pesisir Putri (CW1X) dan M. di Ajang Tunggal Pesisir Putra (CM1X). disediakan Iqbal.

Senada dengan Budiman, Ketua Kompetisi PB PODSI Benjamin Franklin Tamaka mengatakan PON menjadi titik tolak atlet Indonesia dalam persiapan menghadapi Olimpiade Los Angeles 2024.

“Para atlet yang berlaga di PON XXI dapat dianggap sebagai kelanjutan dari pemusatan latihan nasional dan persiapan menuju Olimpiade 2028,” kata Benyamin.

Melihat potensi atlet muda masa kini, PB PODSI berharap Indonesia bisa mengirimkan wakilnya ke Olimpiade 2028 di Los Angeles.

Karena tinggal di negara maritim yang terbiasa dengan air, para pendayung Indonesia harus mempunyai bekal yang cukup untuk membeli.

Perlu perhatian khusus

Berkaca dari prestasi para pendayung pantai pada Kejuaraan Dayung Asia yang digelar dua tahun lalu, PB PODSI menilai peluang Indonesia masuk Olimpiade 2028 besar.

Untuk memanfaatkan peluang besar tersebut, para pendayung yang masuk Pelatnas harus mendapat pelatihan tambahan terutama dari segi ketahanan teknik, fisik, dan mental.

Untuk melatih mental, para pendayung bisa belajar dari pedayung asal Jawa Barat Melanie Putri yang tampil di Olimpiade Tokyo 2020, yang juga akan berlaga di PON 2024.

Beberapa hari menjelang dimulainya kompetisi PON 2024, ia kehilangan salah satu orang tuanya untuk selamanya. Dia terkejut dengan kabar duka tersebut. Namun, dia tidak mau menunda. Setelah itu, ia membuktikan dirinya sebagai seorang profesional sejati.

Wanita kelahiran 21 Juli 2000 ini memborong tiga medali emas dari dayang istana untuk dipersembahkan di Jawa Barat.

Tak hanya tak terbebani dengan kabar tragis tersebut, Melanie juga tak terbebani dengan statusnya sebagai atlet Olimpiade yang berlaga di PON.

Saya tidak terlalu terbebani karena saya punya tanggung jawab sendiri selama di PON XXI, kata Melanie.

Mutiara Rahma Putri, atlet Olimpiade lainnya yang mewakili Zambia, pun mengakui hal tersebut. Ia bersemangat mengikuti PON Aceh-Sumut.

Ia malu menghadiri PON karena tampil di Olimpiade Tokyo. Namun pengalaman, pelatihan ketat, dan disiplin dalam manajemen waktu menjadikannya palsu dan menghilangkan segala ketidaknyamanan.

Hasilnya, ia mampu menyumbangkan dua medali emas untuk Zambi.

Meski demikian, Mutiara berharap pemerintah daerah bisa lebih aktif dengan memberikan perhatian khusus terhadap pembangunan Bumi Melau Kheri.

Selama ini ia dan rekan satu timnya hanya mengandalkan perahu yang disiapkan panitia PON 2024, bahkan saat latihan atau sebelum berlaga di PON 2024, Mutiara masih menggunakan perahu bekas.

“Provinsi Zambi harus lebih memperhatikan atletnya, khususnya atlet kano dan pelari,” kata Mutiara singkat namun tegas.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours