Data Center STT GDC Ikut Gunakan Kecerdasan Buatan, Ini Alasannya

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Kecerdasan buatan hanya ada di ponsel pintar atau komputer pribadi. Namun juga digunakan di pusat data meski jumlah pemainnya masih terbatas.

Chief Executive Officer ST Telemedia Southeast Asia Global Data Center (STT GDC) Lionel Yeo mengatakan, “Penggunaan AI di pusat data memberikan dampak yang besar.

“Kluster AI yang aktif di pusat data menjadikannya lebih fleksibel, hemat biaya, dan mendukung teknologi GPU terkini. Sangat cocok untuk pelatihan dan prediksi mode AI di berbagai industri. “Baik itu perusahaan, pemerintah, maupun penyedia layanan cloud computing,” ujarnya.

Namun fasilitas pusat data yang mendukung AI masih sangat terbatas. “Saat ini STT GDC merupakan operator internasional pertama yang memiliki data center di 6 negara Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia, Filipina dan baru-baru ini di Vietnam. Kapasitasnya di Vietnam lebih dari 500 MW,” jelasnya. .

Beberapa dari kemampuan ini dirancang untuk mengakomodasi cluster AI, kata Yeo. Tepatnya di data center STT GDC Singapura dan Thailand.

Kemudian, secara bertahap, klaster AI tambahan akan beroperasi di Filipina, Indonesia, dan Malaysia. “Paling tidak dalam 2 tahun ke depan,” ucapnya.

Fasilitas pusat data STT GDC di Asia Tenggara dirancang untuk mengakomodasi chip GPU terbaru. Termasuk chip Blackwell milik NVIDIA yang terkenal unggul. “Raknya bertenaga tinggi dengan kisaran 10-150 Kw per rak,” kata Yeo.

Pusat data juga memiliki sistem pendingin cair dengan solusi pendingin cair dan pendingin direct-to-chip.

Menurut Yeo, kawasan Asia Tenggara (SEA) mengalami peningkatan investasi pusat data untuk memenuhi meningkatnya permintaan infrastruktur dan layanan AI.

“Kami optimis peluangnya masih besar. “Itulah sebabnya STT GDC berkembang ke negara-negara seperti Indonesia, Thailand, Filipina, dan Malaysia,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours