DBS Indonesia beri fasilitas pinjaman berjangka hijau untuk Kaer

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – PT Bank DBS Indonesia memberikan fasilitas kredit hijau kepada PT Kaer Investments Indonesia (Kaer) untuk mendukung pertumbuhan perusahaan di Indonesia melalui kemitraan yang disepakati.

Presiden Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie mengatakan, ini merupakan perjanjian terkait keberlanjutan pertama yang dilakukan DBS Indonesia di bidang usaha kecil dan menengah (UKM), yang merupakan tonggak penting yang dicapai bersama nasabah dalam mempromosikan agenda keberlanjutan.

“Kami sangat senang melihat kesadaran keberlanjutan tumbuh di seluruh industri dan segmen pasar di Indonesia. Kami percaya bahwa semua pelaku usaha harus mengintegrasikan program ini ke dalam seluruh proses bisnisnya,” kata Lie dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Kaer adalah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam menyediakan pendingin untuk bangunan komersial dan industri di seluruh Asia, memelopori model bisnis Pendinginan sebagai Layanan (CaaS) untuk membantu pemilik properti mempercepat transisi mereka ke pendinginan rendah karbon.

Model bisnis CaaS telah diakui di seluruh dunia sebagai cara paling berkelanjutan untuk mendinginkan gedung dan bisnis yang sepenuhnya selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Menurut perusahaan, setiap sistem pendingin dalam portofolio Kaer mencapai peringkat keberlanjutan tertinggi di wilayahnya dan memenuhi semua standar ESG lokal dan internasional.

Kaer juga menyediakan solusi pendinginan yang didukung oleh energi terbarukan, dengan beberapa properti dalam portofolionya menggunakan 100 persen pendinginan bertenaga surya. Dengan model CaaS, koleksi Kaer diklaim dapat menghemat lebih dari 35.000 ton CO2 setiap tahunnya.

Direktur Kaer Investments Service Justin Taylor mengatakan: “CaaS terus berkembang di kawasan ini dan Indonesia merupakan peluang bagus bagi Kaer untuk memberikan manfaat signifikan terhadap tujuan dekarbonisasi kami yang agresif.

Hal ini, katanya, didorong oleh pertumbuhan dan perkiraan pertumbuhan pasar alat pendingin, permintaan akan alat pendingin rendah karbon, dan ketersediaan energi terbarukan.

“Saya berterima kasih atas kerja sama dan dukungan Bank DBS Indonesia dalam memperluas portofolio kami di seluruh Indonesia,” kata Taylor.

Pada saat yang sama, Bank DBS Indonesia sendiri terus memajukan agenda keberlanjutan, dengan tujuan untuk bermitra dengan nasabah dalam perjalanan mereka menuju model bisnis rendah karbon dan meningkatkan akses terhadap investasi lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Pada tahun 2023, Bank DBS Indonesia akan memperluas portofolionya dengan menerbitkan kredit terkait ESG sebesar Rp6,1 triliun.

Sebelumnya pada tahun 2020, DBS Group memperkenalkan sistem klasifikasi dan kerangka transfer keuangan yang dikatakan sebagai yang pertama di dunia. Berdasarkan kerangka ini, DBS Group menawarkan berbagai solusi keuangan berkelanjutan, termasuk pinjaman terkait keberlanjutan, obligasi keberlanjutan, pinjaman ramah lingkungan, dan pembiayaan bisnis ramah lingkungan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours