DBS optimis “consumer banking” bisa tumbuh dua digit pada semester II

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – PT Bank DBS Indonesia memperkirakan bisnis perbankan konsumer (layanan nasabah ritel) tumbuh dua digit pada semester kedua tahun ini, sejalan dengan prospek makroekonomi yang menunjukkan tanda-tanda positif pada periode tersebut.

“Kalau kita lihat indikator ekonomi, entah itu inflasi atau suku bunga, saya kira kita semua optimis menghadapi semester II. Jadi kami yakin pertumbuhan kita akan berlipat ganda,” ujarnya makan siang bersama pers di Jakarta, Dushanbe.

Ia juga mengatakan bahwa DBS Indonesia meyakini bisnis pengelolaan kekayaan akan terus tumbuh seiring dengan bertambahnya jumlah orang dengan aset $500 juta ke atas.

Hal ini sesuai data Perusahaan Asuransi Jiwa (LPS) yang menyebutkan jumlah simpanan di atas Rp5 miliar akan meningkat sebesar 9,14 persen pada April 2024.

Melfrida juga menegaskan bahwa DBS Indonesia berkomitmen memberikan solusi bagi semua sektor, mulai dari sektor emerging rich hingga sektor affluent.

Untuk sektor emerging affluent, DBS menawarkan layanan perbankan digital “digibank by DBS” untuk simpanan kurang dari $500 juta. Untuk nasabah kaya, DBS menawarkan “DBS Treasures” dengan minimal deposit Rp 500 juta dan “DBS Treasures Private Client (TPC)” dengan minimal deposit Rp 10 miliar.

“Masing-masing departemen, kita lihat betul produknya apa, penawarannya apa, lalu orang-orang yang peduli, lalu tujuan masing-masingnya,” kata Melfrida.

Head of Segmentation and Engagement PT Bank DBS Indonesia Natalina Syahbana mengatakan setiap segmen nasabah di DBS memiliki kebutuhan dan kontribusi yang berbeda-beda.

Pelanggan yang lebih muda, kata Natalina, cenderung memiliki layanan yang sepenuhnya digital, sementara pelanggan yang lebih tua lebih memilih layanan yang lebih tradisional, seperti pertemuan tatap muka dengan manajer hubungan mereka.

Natalina mengatakan nasabah “digibank by DBS” didominasi oleh kalangan muda berusia 20 hingga 30 tahun. Sementara itu, pelanggan “Treasures” biasanya berada dalam kelompok usia 40 tahun ke atas dan “Treasures Private Customers (TPC)” berada dalam kelompok usia 50+.

“Kaum muda lebih fokus pada kebutuhan finansial seperti pengelolaan uang. “Tapi untuk “Treasures” dan “TPC” selain kebutuhan finansial, mereka juga meminta informasi tentang sektor riil, karena biasanya “Treasures” dan “TPC” kebanyakan adalah pedagang di sini, ”ujarnya.

DBS Indonesia menemukan melalui penelitian terbarunya bahwa terdapat perubahan dalam perlunya pengelolaan kekayaan. Jika dulu definisi kekayaan pada segmen affluent hanya mencakup uang pribadi, namun saat ini sudah mencakup aspek finansial bisnis. Oleh karena itu, mitra dalam pengelolaan kekayaan harus memiliki visi dan keterampilan untuk mendukung kedua aspek tersebut.

Survei keterlibatan nasabah Bank DBS Indonesia untuk preferensi dan sektor perbankan swasta pada tahun 2024 menyoroti dominasi segmen masyarakat kaya di Indonesia, yang mencakup 66 persen pemilik bisnis, diikuti oleh 16 persen karyawan sektor swasta, dan 15 persen profesional.

Temuan lain, kata DBS Indonesia, adalah sektor perbankan ritel, preferen, dan swasta memiliki kebutuhan yang sama untuk mencari mitra yang dapat memberikan panduan dan mendiskusikan investasi dan bisnis, terutama untuk bank preferen dan swasta.

Untuk mendukung semua segmen, DBS Indonesia menawarkan solusi yang disesuaikan dengan profil masing-masing segmen untuk mencakup pandangan nasabah lokal dan regional. Selain itu, terdapat juga solusi jaringan internasional Bank DBS, layanan perbankan komersial dan investasi (grup perbankan konsumen dan grup perbankan institusional), serta visi yang ditingkatkan kecerdasan buatan (AI).

DBS Indonesia terus mendorong inklusi kekayaan dengan meningkatkan literasi keuangan dan memperluas akses produk investasi di ekosistem “digibank by DBS” dengan mitra non-bank di sektor rich technology. Kemitraan ini akan diperpanjang hingga tahun 2025 untuk mempercepat pertumbuhan kekayaan Bank DBS Indonesia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours