DBS perkirakan rupiah menguat di Q4 jika The Fed turunkan suku bunga

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – DBS Group Research memperkirakan rupiah akan menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada kuartal keempat (Q4) tahun ini jika bank sentral AS atau The Fed memangkas suku bunga mendekati atau tepat pada tahun 2024.

“Menurut kami (nilai rupee terhadap dolar AS) akan sideways (rawan stagnasi) pada kuartal III. “Kemudian pada akhir tahun ini kita akan melihat nilai tukar rupee terhadap dolar AS yang akan lebih kuat dibandingkan dolar AS,” kata Terence Wu, Direktur Valuta Asing Global Financial Markets DBS Bank, di Jakarta pada hari Selasa. Rabu.

Ia memperkirakan tren pelemahan rupee masih akan berlanjut pada kuartal III tahun ini meski tidak melemah secara signifikan. Selain ketidakpastian penurunan suku bunga, jelasnya, pelemahan rupee juga konsisten dengan semakin melemahnya mata uang negara-negara Asia.

DBS memperkirakan nilai tukar rupiah-dolar AS akan berkisar antara Rp16.000 hingga Rp16.500 per dolar AS pada kuartal III. Hingga akhir tahun, rupee sempat menguat hingga kisaran Rp 16.000 atau sedikit di bawah Rp 15.800.

Terence menambahkan, faktor penting yang juga mempengaruhi pergerakan rupee adalah perbedaan imbal hasil atau imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia dan obligasi negara AS. Saat ini, kata dia, selisih antara kedua obligasi tersebut masih cukup ketat dan diperkirakan akan semakin melebar menjelang akhir tahun.

“Spread (obligasi Pemerintah Indonesia dan obligasi pemerintah AS) akan semakin menguntungkan rupee saat kita memasuki paruh kedua tahun ini. “Dan menurut saya, ini juga yang menjadi salah satu penyebab rupee menguat menjelang akhir tahun,” ujarnya.

Pakar ekuitas DBS Group Research Maynard Arif menambahkan Bank DBS Indonesia (BI) diperkirakan tidak akan menurunkan suku bunga atau BI-Rate hingga akhir tahun. Jika rupee terdepresiasi sangat signifikan, masih ada peluang BI menaikkan suku bunga. Namun di sisi lain, penurunan suku bunga BI diperkirakan tidak akan mendahului kebijakan The Fed.

“BI berpotensi menurunkan suku bunga sebagai antisipasi atau antisipasi kebijakan The Fed. Saat The Fed memangkas suku bunga, mungkin BI hanya memikirkan penurunan suku bunga. “Tapi sebelum The Fed memangkas suku bunganya, sepertinya BI akan mempertahankannya (suku bunganya 6,25 persen), apalagi rupee masih berada di kisaran Rp 16.300-16.500,” kata Maynard.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours