Demi Keindahan Gunung Fuji, Kondominium Mewah di Tokyo Bakal Dirobohkan

Estimated read time 4 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Kondominium mewah yang baru dibangun di bagian barat Tokyo, Jepang, akan dibongkar karena menghalangi pemandangan Gunung Fuji bagi warga sekitar. Pengembang Rumah Sekisui memutuskan untuk membongkar bangunan 10 lantai tersebut setelah mendapat protes dari warga sekitar.

Grande Maison Kunitachi Fujimi Dori yang terdiri dari 18 unit hunian terletak di Jalan Fujimi yang berarti pemandangan Gunung Fuji. Unit-unit yang dijual seharga ¥70-100 juta (Rs 7,2-10 miliar) itu sedianya akan diserahkan ke pembeli bulan depan, namun pengembang memilih untuk membongkarnya.

Sekisui House meminta maaf dan mengatakan bangunan tersebut berdampak signifikan terhadap lanskap. “Kami sampai pada kesimpulan bahwa pemandangan Jalan Fujimi harus diprioritaskan. Kami secara sukarela memutuskan untuk membatalkan proyek ini,” kata perusahaan itu dalam keterangan di situsnya, seperti dilansir Time pada Rabu (19/6/2024).

Perusahaan akan memberikan kompensasi kepada pembeli dan membantu mengatur perumahan alternatif bagi mereka jika diperlukan, kata seorang juru bicara kepada Bloomberg News. Biaya finansial dari bangunan yang akan segera dibongkar itu belum diungkapkan.

Pemandangan Gunung Fuji merupakan nilai jual real estate di Jepang. Fujimi adalah istilah umum yang dapat digunakan untuk memberi label apa pun mulai dari jalan, blok apartemen, hingga seluruh kota. Panduan pemerintah secara umum telah memilih sampel dari 100 tempat terbaik untuk melihat Fuji di wilayah tersebut.

Blok konstruksi tersebut menghalangi pemandangan gunung dari stasiun kereta lokal, menurut sebuah artikel yang ditulis oleh Kan Takeuchi, seorang profesor di Universitas Hitotsubashi yang berlokasi di Kunitachi.

Menurut laporan NHK World, pembangunan kondominium tersebut dimulai pada Januari lalu setelah Kunitachi menyetujui rencana tersebut pada November 2022. Namun, warga setempat menyatakan keprihatinannya.

Pemerintah kota setempat berkonsultasi dengan dewan ahli berdasarkan peraturan bangunan kota dan menyampaikan instruksi kepada Beit Skisui, memintanya memberikan penjelasan rinci kepada penduduk setempat dan berupaya untuk mengurangi “volume konstruksi”. Sebagai tanggapan, perusahaan memutuskan untuk mengubah ketinggian kondominium dari 11 lantai menjadi 10 lantai. Namun, perusahaan menolak seruan untuk melakukan pengurangan lebih lanjut.

Setelah itu, warga mengajukan petisi kepada dewan kota dan menuntut tindakan serius untuk meninjau ulang proyek tersebut. Hingga akhirnya pada Senin, 3 Juni 2024, Sekisui House selaku pengusaha memutuskan untuk membongkar kondominium tersebut.

Rupanya, keputusan pengembang tersebut disesali oleh pihak DPRD yang menilai adanya kekhawatiran upaya penghancuran bangunan tersebut akan menimbulkan permasalahan baru. Dewan Kota Kunitachi pada hari Senin meminta pejabat perumahan Skisui menjelaskan kepada penduduk setempat mengapa mereka memutuskan untuk menghancurkan kondominium tersebut.

Walikota Ngami Kazu mengatakan pemerintah daerah kota telah mengirimkan permintaan tersebut kepada pengembang. “Saya menilai sikap Sekisui House sangat disayangkan. Kami mengeluarkan pedoman berdasarkan kekhawatiran dan kegelisahan warga sekitar saat perusahaan merencanakan pembangunan. Kini, masyarakat harus menghadapi masalah pembongkaran. Pasti ada konsekuensinya.” kata Nagami.

Gunung Fuji telah menjadi bagian penting dari budaya dan identitas Jepang selama berabad-abad. Penting untuk melindunginya dari kerusakan lingkungan dan pembangunan yang tidak terkendali.

Kabar pembongkaran gedung ini menarik perhatian luas di Jepang dan dunia. Banyak orang memuji keputusan Sekisui House Ltd untuk menghancurkan gedung tersebut, sementara yang lain mempertanyakan biaya dan konsekuensi hukum dari tindakan tersebut.

Kasus ini kemungkinan akan menjadi preseden penting untuk kasus serupa di masa depan, dan dapat menyebabkan perubahan peraturan dan kebijakan pembangunan di Jepang. Pembangunan dan pembongkaran kondominium ini mempunyai dampak sosial dan ekonomi yang penting.

Pembangunannya menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan nilai properti di daerah tersebut. Namun pembongkarannya juga akan mengakibatkan hilangnya pekerjaan dan penurunan nilai properti bagi pemilik gedung apartemen.

Kasus ini juga dapat mempengaruhi reputasi Sekisui House Ltd sebagai pengembang terkemuka di Jepang. Perusahaan mungkin kesulitan menarik pembeli untuk proyek pengembangan di masa depan.

Penting untuk mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial dari suatu proyek pembangunan sebelum memulainya. Pengembang harus berkonsultasi dengan masyarakat lokal dan mempertimbangkan kekhawatiran mereka sebelum membangun proyek.

Pemerintah harus memiliki peraturan dan kebijakan yang jelas untuk melindungi keindahan alam dan hak-hak masyarakat. Kasus ini juga menunjukkan pentingnya mencari keseimbangan antara hak individu dan hak masyarakat. Dalam hal ini, Sekisui House Ltd akhirnya memutuskan untuk membongkar bangunan tersebut untuk kepentingan masyarakat umum.

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours