Denmark tolak tuduhan Putin soal rudal jarak menengah

Estimated read time 2 min read

LONDON (Reuters) – Kementerian Pertahanan Denmark menolak permohonan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Sabtu mengenai rudal jarak menengah Denmark, karena Moskow mengancam akan melanjutkan produksi rudal jarak menengah yang sebelumnya dilarang, media lokal melaporkan.

Menurut Presiden Putin, rudal jarak menengah tersebut akan digunakan untuk latihan militer.

Menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Denmark, “NATO adalah aliansi pertahanan. Pencegahan dan pertahanan adalah salah satu tugas utama NATO. Hal ini diperlukan mengingat sifat agresif Rusia.”

“Rudal tersebut merupakan bagian penting dari upaya pencegahan yang sedang berlangsung. Denmark tidak memiliki rudal jarak menengah,” tulis kementerian tersebut kepada kantor berita Denmark Ritzau.

Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF), yang melarang penggunaan rudal nuklir dan konvensional berbasis darat dengan jangkauan 500-5.500 km, ditandatangani pada tahun 1988 oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev dan Presiden AS Ronald Reagan.

Namun, AS menarik diri dari perjanjian pengendalian senjata pada tahun 2019, dengan alasan pelanggaran Rusia.

Putin mengatakan pada hari Sabtu bahwa Rusia belum pernah membuat rudal semacam itu sejak perjanjian tersebut ditandatangani.

“Hari ini diketahui bahwa AS tidak hanya memproduksi tiga sistem rudal, tetapi juga menjualnya ke Eropa dan Denmark untuk pelatihan. Baru-baru ini diketahui bahwa kompleks rudal tersebut berada di Filipina,” kata Putin dalam pertemuan tersebut. Dewan Keamanan Nasional Rusia.

Presiden Rusia mengancam akan memulai produksi sistem ini dan “berdasarkan situasi nyata” Moskow “akan memutuskan di mana akan menerapkan sistem tersebut jika perlu untuk menjamin keamanan kami”.

Sumber: Anatolia

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours