Deretan Komjen Polisi Bergelar Doktor, Nomor 2 Jenderal Pemburu Teroris

Estimated read time 6 min read

JAKARTA – Daftar Komisaris Polisi (Komjen Pol) bergelar PhD yang dibahas dalam artikel ini menarik untuk diketahui. Orang nomor 2 itu adalah jenderal bintang 3 di Polri yang memburu teroris.

Diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Doktor adalah gelar universitas tertinggi yang diberikan oleh perguruan tinggi kepada mahasiswa program sarjana (S-3) atau sarjana yang telah mempertahankan dan mempertahankan tesisnya.

Saat ini di KBBI Kemendikbud, Kapolri merupakan pangkat tertinggi kedua di Polri setara Brigjen, satu pangkat di atas Irjen Pol (pangkatnya tiga bintang emas di baju bahunya ) . DIHAPUS).

Nah, kini ada empat petugas operasional Polri yang bergelar PhD, siapa saja?

1. Dr. Mohamed Fadil Imran, M.Si.

Foto/Dokumen. POLISI

Pemegang gelar doktor bidang kriminologi ini satu angkatan dengan Kapolri Listyo Sigit Prabowo yang sama-sama merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) pada tahun 1991. Fadil Imran kini menjabat Kepala Badan Keamanan Polri (Kabaharkam). ). .

Jenderal bintang tiga ini mengawali karirnya sebagai Wakil Kepala Sabhara Polres Metro Jakarta Barat. Belakangan, pria kelahiran 14 Agustus 1968, Makassar, Sulawesi Selatan ini menjabat sebagai Kapolsek Metro Cengkareng pada tahun 1999 dan Kapolres Metro Tanah Abang pada tahun 2002.

Ia kemudian bekerja di Kasat III Ditreskrimum Polda Metro Jaya sekaligus Kapolres KP3 Tanjung Priok pada tahun 2008. Selain itu, Fadil pernah menjabat Wakil Direktur Reserse Kriminal Polda Metro Jaya pada tahun 2009.

Setelah itu, pada tahun 2011, Fadil dipromosikan menjadi Kasubdit IV Dittipidum Bareskrimu Polri dan Dirreskrimum Polda Kepulauan Riau. Fadil kemudian menjabat sebagai Kapolres Jakarta Barat pada tahun 2013.

Sehingga saat menjabat di Polres Metro Jakarta Barat, ia meraih gelar PhD di bidang Kriminologi. Gelar tersebut ia peroleh dengan disertasi berjudul “Kajian FGM di Jakarta (Teori Pilihan Rasional Lima Pelaku)”.

Proses pengembangan doktor berlangsung di Auditorium Juwono Sudarsono Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI). Sedangkan proses pada saat itu dipimpin oleh Prof. Bambang Shergi Laksmono, M.Si, Prof. Adrianus E Meliala (Promotor), Dr. Kemal Dermawan, M.Si (Ko-Promotor), serta dan anggota mahkamah yang terdiri dari Dr. Zakarias Poerba, S.I.K., S.H., M.Si, Dr. Djaja Surya Atmadja DFM., S.H., SpF., Ph.D., Prof.Dr. Mohamed Mustafa, M.A., Dr. Iqrak Sulhin, M.Si.

Pada 2015, Fadil bekerja sebagai mediator di Badan Reserse Kriminal Polri. Setelah itu menjabat sebagai Dirreskrimsus Polda Metro Jaya sekaligus Wakil Dirtipideksus Bareskrim Polri pada tahun 2016.

Karirnya pun semakin cemerlang. Lulusan Program Studi Doktor Departemen Kriminal FISIP UI ini pada tahun 2017 diangkat menjadi Direktur Kejahatan Siber​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​

Ia kemudian menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Polri pada tahun 2018 dan Sahlisosbud Kapolri pada tahun 2019. Pria dengan pengalaman penyidikan pada tahun 2020 ini pernah menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur, lalu Kapolda Metro Jaya, dan kini menjabat. menjadi Kapolri berdasarkan panggilan Kapolri Nomor: ST/713/III/KEP./2023 tanggal 27 Maret 2023.

Fadil menceritakan pengalamannya mengusut beberapa kasus seperti penangkapan tersangka mutilasi Ryan Jombang pada tahun 2008, penangkapan tersangka mutilasi Baekuni bernama Babe pada tahun 2010, serta penangkapan Hercules dan John Kei pada tahun 2013.

Selain itu, kasus lain yang pernah ditanganinya antara lain kasus penculikan Warkop DKI Reborn pada tahun 2016, dimana ia menangkap 325 tersangka dan 85 perusahaan dalam kasus kebakaran hutan seluas 7.264 hektar, penghancuran organisasi Saracen pada tahun 2017, dan penutupan Muslim Internet Army. . pada tahun 2018.

2. Dr. Marthanus Hukom, S.I.K., M.Si.

Sekretariat Foto/Dok

Pria kelahiran 30 Januari 1969, Ameth, Maluku Tengah, Maluku ini juga memiliki gelar doktor yang sama dengan Kapolri Listyo Sigit Prabowo. Saat ini Marthanus menjabat Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).

Dia sering mendapat pekerjaan memburu teroris. Pertama, Marthinus terlibat dalam operasi penangkapan pelaku bom Bali tahun 2002 Ali Imron di Desa Sepatin, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, bersama Irjen Polisi (Purn) Dr Carlo Brix Tewu.

Selain itu, Marthinus juga ikut serta dalam operasi penangkapan pemimpin teroris Dr. Azahari atau Azahari bin Husin pada November 2005. Kemudian pada tahun 2009, ia terlibat dalam operasi penangkapan teroris Noordin M Top.

Berbagai jabatan strategis pernah disandangnya antara lain Kapolda Jawa Barat dan Kapolres Purwakarta Polda Jawa Barat pada tahun 1992. Selain itu, Kasatsabhara Polres Purwakarta Polda Jabar (1993), Kasatreskrim Polda Purwakarta Barat Jawa (1994).

Kemudian Subkom 3 Ditreskrimum Polda Jabar dan Baggdal Roops Polda Jabar pada tahun 1996, Kanit Subdit III Ditreskrimum Polda Jabar (1997), Pama PTIK Lemdiklat Polri (1999), Kabag Gaops A Pukodalops Polda Jabar Metro Jabar Jaya pada tahun 2001.

Selanjutnya Kasat Reskrim Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Ditreskrimum, Polda Metro Jaya dan Kasat Reskrim Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada tahun 2002, Kepala Satuan Jatanras Bareskrim Polda Metro Jaya (2003 ), Kepala Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Kapolda Metro Jaya pada tahun 2005.

Kemudian Penyidik ​​Pusat Unit V Dit I/Kam dan Transnas Bareskrim Polri (2006), Direktur Intelijen Densus 88 AT Polri 2010, Wakadensus 88 AT Polri (2015), Pamen Densus 88 AT Polri (2017) AT Polri dan Wakadensus 88 AT Polri pada tahun 2018 serta Kepala Densus 88 AT Polri pada tahun 2020.

3. Prof. Dr. Rudy Herianto Adi Nugroho, S.H., M.H., M.B.A.

Gambar/Aplikasi untuk bisnis kelautan dan perikanan

Pria kelahiran Jakarta, 17 Maret 1968 ini merupakan Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan. Beliau lulus pada tahun 1993 dari Sekolah Perwira Polisi dengan pengalaman di bidang investigasi.

Terdapat juga sejumlah posisi strategis yang didelegasikan, termasuk kepala Divisi Regulasi Kontrak. Kumdang Div Binkum Polri (2008), Kapolres Cimahi (2010), Kasubbagsun UU Bagsunkum Rosunluhkum Divkum Polri (2011), Kaden C Ropaminal Divpropam Polri (2012).

Selain itu, Kabaginpam Ropaminal Divpropam Polri (2013), Kapolres Metro Jakarta Barat (2015), Dirreskrimum Polda Metro Jaya (2016), Dirtipidter Bareskrim Polri (2017), Dirtipideksus Bareskrim Polri (2018).

Kemudian Widyaiswara Utama Sespim Polri (2019), Kadivkum Polri (2019), Kapolda Banten (2020), dan pada tahun 2022 mendapat gelar guru besar di Universitas Lampung (Unila). Ia bersertifikat sebagai guru mediasi polisi.

Berdasarkan pemberitaan di laman resmi Unila, penganugerahan gelar resmi tersebut berlangsung pada acara Pengukuhan dan Upacara Sains Fakultas Hukum Universitas Lampung pada Sabtu, 19 Februari 2022, di GSG Unila.

4. Dr. Reynhard Saut Poltak Silitonga, S.H., M.H.

Pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, 8 September 1967 ini berprofesi sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Beliau merupakan lulusan Akademi Kepolisian pada tahun 1989 dan mempunyai pengalaman di bidang penyidikan.

Karirnya diawali dengan menjabat sebagai Kapolres Cianjur. Setelah itu, beberapa jabatan lain yang disandangnya adalah Kapolres Bogor Serse, Kapolsek Metro Cilandak, Kapolsek Metro Gambir, Kapolsek Metro Taman Sari, Kepala Distribusi Tas Jarlat Jarlat Lemdiklat Polri, Kapolres Tapanuli Pusat.

Kemudian, Kapolres Hulu Sungai Utara (2009), Wadir Reskrim Polda Metro Jaya (2010), Kapolres Metro Bandara Soekarno Hatta (2011), Dirreskrimsus Polda NTB (2012), Dirrekrimsus Polda Lampung (2013), Analis Pusat kebijakan Reserse Khusus Bareskrim Polri (Dibawah Dik Sespimti) pada tahun 2014.

Kemudian Ditresnarkoba Polda Sumut (2015), Ditres Narkoba Jawa Tengah (2016), Divkum Divkum Kapolri (2016), Irbidjemen SDM II Itwil V Itwasum Polri (2018), Direktur Reserse dan Arbitrase Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (2019), Widyaiswara Utama Sespim Lemdiklat Polri (2019), 2020) dan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (2020).

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours