Desainer dalam negeri kenalkan tenun bomba di ajang Fashion Show Bali

Estimated read time 2 min read

Badung (ANTARA) – Debbie Fauzianto, desainer lokal yang terkenal dengan gaya batiknya, mencoba memperkenalkan tenun bom asal Sulawesi Tengah ke Bali.

Pada peragaan busana Bali Culture Vibes 2024 di Kabupaten Badung, Sabtu (9/7), ia mengaku membawa tenun tersebut untuk memperlihatkan bagaimana tampilan kain endek Bali.

Selain itu, dalam rangka memperingati Hari Tenun Nasional, ia ingin agar tenun bom semakin dikenal luas karena banyak masyarakat yang kebingungan.

“Anyaman bom ini kami kembangkan karena masyarakat tahu Elon Musk pergi ke Bali dan memakai tenun, tapi mereka tidak tahu tenunannya dari mana, kadang ada yang mengira itu endek, ” ujarnya.

Pemilik merek pakaian Debz ini mengatakan, perbedaan tenun bomba dan endek Bali terletak pada motifnya yang mirip dengan keseharian masyarakat Sulawesi Tengah, seperti daun kelor, mawar, dan sero tanga.

“Semua proyek bom memiliki tujuan ideologis, seperti daun kelor yang terkenal, dan banyak terdapat di Sulawesi Tengah, tidak hanya untuk obat tetapi juga untuk makanan, dan bunga mawar mewakili kehidupan masyarakat di pantai atau di taman,” katanya. .

Dalam rangka memperingati Hari Tenun Nasional tahun ini, desainer asal Malang ini menggandeng Upi Parura, seorang insinyur sipil, untuk berbagi ilmu tentang tenun bom.

Kali ini sama-sama menampilkan enam model yang mengenakan denim berpadu bahan bomb, sebuah tantangan bagi Debbie Fauzianto yang selama bekerja di Bali terkenal dengan kemampuannya memadukan batik dan busana kekinian.

“Hari ini saya menampilkan koleksi baru saya denim bercampur lumpur dari Sulawesi Tengah dan teman saya Upie adalah perwakilan dari Sulawesi Tengah. Proyek saya adalah tentang pakaian siap pakai, ”katanya.

Pada peragaan busana Bali Culture Vibes 2024, karya Debi bukan satu-satunya, ada sekitar 20 desainer lain yang menampilkan karyanya.

Debi sendiri ingin menunjukkan bahwa budaya Sulteng yang dihasilkan saat ini masyarakat bisa melihat bahwa tenunannya tidak terlalu kuat atau formal, namun bisa dipakai sehari-hari, dan tetap rapi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours