Deteksi Dini Asma, Melindungi Masa Depan Anak dari Batasan Nafas

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Total penderita asma di Indonesia mencapai 877.531 orang, dengan jumlah tertinggi di Jawa Barat (156.977), Jawa Timur (130.683), dan Jawa Tengah (118.184), menurut Survei Kesehatan Indonesia 2023 disampaikan oleh Dr. Freddy, Direktur Medis AstraZeneca Indonesia.

Ia juga mengatakan, survei kesehatan tahun 2023 menunjukkan proporsi kekambuhan asma menurut kelompok umur dalam 12 bulan terakhir masih tinggi, dengan angka kekambuhan pada anak di bawah 1 tahun sebesar 53,5% dan kekambuhan antara 1 hingga 4 tahun. tua menjadi lebih tua. , risiko kekambuhan pada kelompok usia 5 sampai 14 tahun adalah 59,8%2.

Dokter Feddy mengatakan, deteksi dini berperan penting dalam mengurangi dampak asma, terutama pada anak prasekolah.

“Dengan secara proaktif mengatasi berbagai tantangan terkait asma pada kelompok usia ini, orang tua dan penyedia layanan kesehatan dapat mengidentifikasi dan menangani gejala asma secepat mungkin,” jelas Feddy.

AstraZeneca berfokus pada deteksi dini asma pada anak-anak prasekolah, mengingat tingkat kekambuhan asma yang lebih tinggi pada anak-anak.

Salah satunya adalah dengan hadirnya website www.nafaslega.id, dimana orang tua dapat dengan mudah mengetahui berbagai informasi mengenai gejala dan pengobatan asma pada anak, serta manfaat mengetahui risiko asma sejak dini.

“Kesejahteraan anak adalah fokus dari respon asma kami. Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa asma dikendalikan dan diobati secara efektif sehingga anak-anak dapat menjalani kualitas hidup terbaik. Hal ini termasuk mendidik orang tua sehingga mereka dapat mengambil keputusan terbaik. demi kesehatan anak-anaknya.

Dalam rangka memperingati Hari Asma Sedunia tahun ini yang mengangkat tema “Penguatan Edukasi Asma”, AstraZeneca Indonesia menggandeng PrimaKu yang merupakan mitra resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk memberikan edukasi mengenai topik tersebut. pada orang muda. Anak-anak” Memberdayakan orang tua.

“Orang tua ingin tahu kapan harus mencari pertolongan medis untuk anaknya,” kata Esra.

Dr Madeleine Ramdhani Jasin SpA (K), Presiden British Institute of Respirology IDAI DKI Jakarta, menjelaskan, selain riwayat klinis dan pemeriksaan fisik, diperlukan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis asma pada anak.

Salah satunya adalah alat prediksi Pediatric Asthma Risk Score (PARS). Penelitian menunjukkan bahwa PARS dianggap sebagai alat prediksi yang sederhana, efektif, dan dipersonalisasi untuk menilai risiko asma pada anak-anak.

Hoerry Satrio, Head of Corporate Affairs AstraZeneca Indonesia, mengatakan untuk membantu orang tua, pihaknya meluncurkan serangkaian inisiatif edukasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang tanda dan gejala asma pada anak prasekolah.

Upaya ini mencakup kampanye informasi online dan kolaborasi dengan pakar kesehatan untuk mendorong deteksi dini dan intervensi.

“Dengan berfokus pada deteksi dini, kami bertujuan untuk mendorong pendekatan proaktif dalam menangani asma pada anak-anak prasekolah, yang pada akhirnya akan membantu meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup,” kata Horry.

Sementara itu, Zaskia Adya Mecca yang hadir dalam talkshow tersebut mengatakan, sebaiknya orang tua secara proaktif meminta dokter anak untuk melakukan evaluasi awal melalui tes risiko asma dan alergi untuk mengetahui risiko asma pada anak Anda.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours