Diabetes pada Anak, Dokter: Anak Diabetes Tipe 1 Cenderung Kurus, Tipe 2 Biasanya Gemuk

Estimated read time 3 min read

dlbrw.com, JAKARTA — Diabetes bukan hanya penyakit orang dewasa saja. Kondisi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah atau glukosa secara terus-menerus juga dapat terjadi pada anak-anak dan remaja.

Ada dua kondisi diabetes yang paling umum, yaitu diabetes tipe 1 yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh dan diabetes tipe 2 yang lebih berkaitan dengan gaya hidup. Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Piprim Basrah Yanuarso Sp.A(K) mengatakan anak penderita diabetes tipe 1 biasanya bertubuh kurus, sedangkan anak penderita diabetes tipe 2 biasanya gemuk atau obesitas. 

“Sekitar 80 persen anak penderita diabetes tipe 2 mengalami obesitas,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, Kamis (18/7/2024).

Pada anak-anak penderita diabetes tipe 1, meskipun tidak minum pemanis buatan, atau hanya mengonsumsi karbohidrat biasa, namun tidak dapat melakukan metabolisme karbohidrat sehingga memerlukan suntikan insulin, ujarnya. Diabetes tipe 1 terjadi karena sistem imun tubuh menyerang sel penghasil insulin di pankreas sehingga produksi insulin berkurang atau bahkan tidak ada. Tanpa insulin, glukosa menumpuk di dalam darah. Akibatnya, tubuh tidak dapat menggunakan glukosa untuk menghasilkan energi.

Sementara itu, diabetes tipe 2 terjadi ketika sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap upaya insulin untuk mendorong glukosa ke dalam sel, suatu kondisi yang dikenal dengan resistensi insulin. Akibatnya, glukosa mulai menumpuk di dalam darah.

Pada orang dengan resistensi insulin, pankreas merespons kadar glukosa darah yang lebih tinggi dengan memproduksi insulin ekstra. Akibatnya, pankreas menjadi lelah seiring memburuknya resistensi insulin.

“Pada diabetes tipe 2, salah satu faktor utamanya adalah banyak minum pemanis buatan, terutama sirup fruktosa tinggi, sirup gula yang digunakan dalam minuman ringan,” kata Dr. Dr Piprim, yang berpraktik di Pusat Nasional Sipto Mangunkusumo, mengatakan. Rumah Sakit Umum, Jakarta.

Ia menambahkan, kebiasaan mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi, seperti makanan olahan, juga dapat menyebabkan hiperglikemia (kadar gula darah tinggi). Dr Piprim mengatakan, diabetes tipe 2 yang lebih sering terjadi akibat pola hidup tidak sehat masih bisa diperbaiki sesuai tingkat keparahannya.

Menurutnya, diabetes tipe 2 tahap awal dapat dikendalikan dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. “Olahraga, atur pola makan, kalau sudah remaja bisa lakukan intermittent fasting. Intinya pola hidup sehat bisa membalikkan diabetes pada tahap awal,” ujarnya.

Dr Piprim menjelaskan, ada tes untuk mengetahui tingkat produksi insulin yang bisa dilakukan untuk memeriksa status diabetes anak. “Tes C-peptida itu dilakukan untuk memeriksa apakah insulin masih diproduksi. Jadi kalau anak penderita diabetes C-peptidanya negatif, insulinnya negatif, berarti tipe 1. Tapi, kalau C-peptidanya masih ada. kalau positif insulinnya masih ada, itu tipe 2,” ujarnya. .

Dr Piprim mengatakan anak-anak yang didiagnosis menderita diabetes harus segera mendapat perawatan medis yang tepat. Ia menjelaskan, anak penderita diabetes tipe 1 perlu mendapat terapi insulin. Dokter akan mengajari Anda cara memberikan obat suntik dan dosisnya.

Anak penderita diabetes tipe 2 tidak memerlukan suntikan insulin, namun perubahan gaya hidup secara signifikan harus dilakukan agar kondisinya tidak menjadi kronis dan tidak timbul berbagai komplikasi. Dokter menyarankan untuk mengubah pola makan dan olahraga untuk mengelola diabetes tipe 2 pada anak-anak dan remaja.

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours