Dianggap Imigran Ilegal, Pemerintah Malaysia Bakar Rumah Para Pengembara Laut

Estimated read time 2 min read

KUALA LUMPUR – Pihak berwenang Malaysia pekan ini mempertahankan keputusan mereka untuk mengusir ratusan pelaut nomaden dari rumah mereka di lepas pantai negara bagian Sabah. Dia mengatakan tujuannya adalah untuk meningkatkan keamanan dan memerangi kejahatan lintas batas.

Lebih dari 500 orang di Bajau Laut, sebuah komunitas yang sebagian besar terdiri dari pelaut tanpa kewarganegaraan yang tinggal di rumah perahu atau gubuk pantai yang bobrok, rumahnya dibongkar atau dibakar oleh aparat penegak hukum minggu ini.

Operasi di distrik Semperna, Sabah, dikritik oleh kelompok hak asasi manusia, yang meminta pemerintah menghentikan penggusuran dan menjamin keselamatan masyarakat Bajau Laut.

Menteri Pariwisata, Kebudayaan dan Lingkungan Sabah Christina Liew mengatakan pihak berwenang telah diberi wewenang untuk menindak kegiatan ilegal seperti penangkapan ikan tanpa izin, konstruksi dan pertanian di kawasan lindung yang dikendalikan oleh lembaga konservasi negara Sabah Parks.

Kedaulatan hukum negara harus ditegakkan dalam hal ini, ujarnya dalam keterangannya. ,

Liu mengatakan pemberitahuan penggusuran dikirim ke 273 pemukiman tidak sah bulan lalu, dengan 138 bangunan dihancurkan antara Selasa dan Kamis di “titik panas” di sekitar Taman Laut Tun Sakran, yang terkenal dengan lokasi penyelamannya.

Mengutip sumber polisi, Liu menuduh banyak pemilik rumah membakar rumah mereka untuk mendapatkan simpati dan menjadi viral di media sosial.

“Operasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan faktor keamanan, termasuk kejahatan lintas batas,” kata Liu. Semperna terletak di ujung timur laut Kalimantan, berbatasan dengan Filipina bagian selatan.

Suku Bajau Laut tercatat tinggal di wilayah tersebut selama berabad-abad, namun banyak yang lahir tanpa dokumen kewarganegaraan dan dianggap imigran oleh pihak berwenang.

Kelompok hak asasi manusia Pusat Comas meminta negara untuk mengatasi masalah perumahan alternatif dan dokumentasi untuk memastikan perlakuan adil dan akses terhadap layanan penting bagi masyarakat Bajau Laut.

“Pengusiran paksa mereka menimbulkan pertanyaan serius mengenai perlakuan adil terhadap etnis minoritas di Malaysia,” kata kelompok tersebut.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours