Dinas Tenaga Kerja DKI sebut tren PHK pada 2024 alami penurunan

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Nakertransgi) DKI Jakarta melaporkan tren pemutusan hubungan kerja (PHK) menurun pada Januari hingga Juni 2024.

Kepala Dinas Nakertransgi DKI Jakarta Hari Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Kamis, mengatakan tren PHK pada periode ini mengalami penurunan sebanyak 31 kasus dibandingkan periode yang sama tahun 2023 dengan jumlah kasus sebanyak 307 kasus dan melibatkan 847 pekerja.

Berdasarkan data PHK yang dilansir portal SIGAP Hubungan Industrial Kementerian Ketenagakerjaan RI di DKI Jakarta, jumlah PHK periode Januari-Juni 2024 sebanyak 7.469 orang, jelas Hari. Namun ternyata tidak semua orang tinggal di sekitar Jakarta.

“Sebenarnya data yang digunakan berdasarkan portal jaminan sosial BPJS https://kemnaker.go.id/, jadi datanya dikumpulkan secara nasional dan di Jakarta. Setelah dicek, tidak semua pekerja berdomisili di Jakarta, jadi ada perbedaan. angka”, kata Hari.

Saat ini terdapat 1.491 perusahaan yang berkantor pusat di DKI Jakarta, dengan cabang di berbagai wilayah di luar Jakarta, namun mendaftarkan karyawannya dalam program BPJS ketenagakerjaan yang ditawarkan oleh kantor pusat provinsi DKI Jakarta.

Berdasarkan laporan yang dihimpun Subbagian Nakertansgi, tujuh perusahaan baru di lima wilayah perkotaan tersebut telah melakukan PHK dan memanfaatkan skema Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) pada periode Januari-Juni 2024, kata Hari.

Data perselisihan PHK yang tercatat sebanyak 847 pekerja sektor dan subsektor Nakertransgi. Sedangkan data PHK skema JKP sebanyak 982 pekerja.

“Ini mulai dari kasus-kasus yang masuk data publikasi layanan Nakertransk hingga proses pengelolaannya. Setiap bulan selalu ada laporan, kami kaji dan sisir kasus-kasus yang masuk setiap tiga bulan sekali. Benar dari portal https:/ /kemnaker. go.id/, tapi tidak semuanya ada di Jakarta,” jelas Hari.

Hari menambahkan, Pemprov DKI Jakarta melalui layanan Nakertransgi terus berupaya menekan angka pengangguran di Jakarta dengan melaksanakan berbagai program penyerapan tenaga kerja.

Salah satu upaya untuk mengurangi pengangguran adalah dengan menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan melalui pelatihan kerja, program magang, nota kesepakatan di lima wilayah, termasuk pengembangan ketenagakerjaan tatap muka dan online di https://jaknaker.id/.

Melihat data tersebut, Harry memperkirakan tren PHK akan melambat pada tahun 2022 hingga 2024. Artinya, sisi pelatihan membuahkan hasil, seperti program pelatihan yang pada akhirnya dapat melahirkan wirausahawan Jakarta atau Jackpreneur.

“Persentase penyerapan tenaga kerja di Jakarta sebenarnya 40-50 persen setiap tahunnya, dan ke depan kita targetkan bisa di atas 70 persen. Kami akan memfasilitasi dan melatih 847 orang yang terkena PHK tersebut untuk meningkatkan keterampilannya.” punya detail nama sesuai alamat,” kata Hari.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours