Diprotes, Toyota Akhirnya Hentikan Dukungan untuk LGBTQ+

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Toyota memutuskan berhenti mendukung komunitas LGBTQ+. Keputusan ini diambil setelah adanya protes dari aktivis anti-DEI (Keberagaman, Kesetaraan dan Inklusi) yang menyerukan boikot terhadap Toyota atas dukungannya terhadap acara dan inisiatif LGBTQ+.

Toyota mengatakan pihaknya ingin menghindari “diskusi yang sangat politis” mengenai komitmen DEI perusahaannya. Mereka juga akan mengalihkan program DEI dan berhenti berpartisipasi dalam pemeringkatan dan jajak pendapat terkait isu LGBTQ+.

Perusahaan akan “mempersempit aktivitas komunitas agar selaras dengan pendidikan STEM dan kesiapan tenaga kerja,” . Ini adalah memo internal perusahaan kepada 50.000 karyawan dan 1.500 dealer di Amerika Serikat.

Pesan tersebut muncul seminggu setelah aktivis anti-DEI Robby Starbuck memulai kampanye media sosial melawan perusahaan tersebut, menyerukan boikot pelanggan atas dukungannya terhadap acara LGBTQ dan inisiatif lainnya.

Dampak keputusan Toyota Keputusan Toyota mempunyai kelebihan dan kekurangan. Beberapa pihak mengapresiasi langkah Toyota menghindari konflik, sementara pihak lain mengkritik Toyota yang tunduk pada tekanan kelompok konservatif.

LGBTQ+ Groups Disappointed Human Rights Campaign (HRC), sebuah organisasi advokasi GLBTQ+, menyatakan kekecewaannya terhadap keputusan Toyota. HRC yakin keputusan ini akan berdampak negatif pada kesuksesan bisnis Toyota di masa depan karena semakin banyak orang yang mengidentifikasi diri sebagai LGBTQ+.

Toyota adalah salah satu dari segelintir perusahaan seperti Starbucks yang menjadi sasaran kebijakan “bangun” mereka.

Harley-Davidson Inc., Lowe’s Cos. dan Ford Motor Co. sudah mengambil langkah serupa. Yakni, membatasi program yang menyasar kelompok LGBTQ.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours