Dirut Vale temui Presiden lapor perkembangan proyek perusahaan

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Chief Executive Officer PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) Febriany Eddy mengunjungi Istana Kepresidenan di Jakarta pada Kamis untuk melaporkan perkembangan terkini proyek Vale di Indonesia.

“Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan pemerintah terhadap Vale selama ini, sehingga kami berharap ke depannya dukungan tersebut dapat terus diterima dan update perkembangan perkembangan terkini,” kata Febriany di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis.

Dalam kunjungannya ke Istana Kepresidenan, Febriany juga didampingi Presiden Vale Base Metal Global, Mark Cutifani. Ia mengatakan, kunjungan tersebut sekaligus memperkenalkan Mark Cutifani kepada Presiden Jokowi.

“Saya hanya mewakili Vale Base Metals, ini presiden Vale Base Metals yang sedang berkunjung ke Indonesia dan ingin bertemu dengan presiden,” kata Febriany.

Sementara itu, saat dikonfirmasi soal keuntungan Vale setelah 34 persen sahamnya dikuasai pemerintah Indonesia melalui holding BUMN pertambangan MIND ID, ia mengaku kini perusahaannya mendapat lebih banyak dukungan pemerintah untuk operasionalnya di Indonesia.

“Saya kira dukungan dari pemerintah bisa lebih besar karena kesuksesan Vale adalah kesuksesan pemerintah dan membuat Indonesia menjadi lebih baik. Jadi, dengan adanya pengalihan saham dan bagian yang lebih besar dari pemerintah, sebenarnya bagus. Kita dapat lebih banyak dukungan,” dia dikatakan.

Selain itu, ia juga meyakinkan bahwa program kerja lanjutan di Vale Indonesia akan terus berlanjut pasca pembelian saham tersebut.

“Ini bagus kan? Sambungnya harus jalan terus, Pak Menteri selalu bilang, ID MINDA pun, sambungannya harus terus. Yang penting cepat dan bagus,” kata Febriany.

Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam unggahan Instagram @erickthohir mengaku mendampingi Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan Chairman Vale Base Metal Global Mark Cutifani pada Kamis pagi.

“Vale Base Metal memiliki sejarah panjang kerja sama dengan Indonesia dalam pengelolaan terpadu pertambangan nikel melalui PT Vale Indonesia, dimana kepemilikannya 34 persen dimiliki oleh BUMN, 33 persen oleh Vale Canada Limited, 12 persen oleh Sumitomo Metal Mining, dan 21 persen oleh Sumitomo Metal Mining. masyarakat,” kata Erick dalam keterangan unduhannya.

Erick mengatakan, PT Vale Indonesia saat ini sedang mengembangkan kemitraan strategis rantai pasokan nikel dengan Ford Motor, Volkswagen Group, dan banyak perusahaan besar lainnya dengan potensi total investasi hingga US$11 miliar.

“Mengingat besarnya potensi Indonesia yang memiliki cadangan dan sumber daya nikel terbesar di dunia, kami bertekad memastikan Indonesia dapat menjadi salah satu pemain kunci dalam rantai pasokan nikel dan ekosistem baterai kendaraan listrik global,” kata Erick.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours