Diskusi Literasi Digital: Pelajar Diingatkan Bahaya Kejahatan Scamming

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Jumlah pengguna internet yang terus meningkat membuat mereka semakin banyak menjadi sasaran penipuan. Pelakunya ada yang sudah mengincar korban yang diyakini punya banyak uang. Namun, ada juga yang asal-asalan memilih korban untuk ditipu. Cheater adalah sebutan untuk penipu.

Yusran Razikun, penggiat literasi digital mengungkapkan, Yusran mengatakan scam merupakan istilah kejahatan dunia maya yang dilakukan untuk mendapatkan uang atau data dari korban dengan cara melakukan penipuan.

“Dengan 185 juta pengguna internet unik dan 139 juta pemilik akun media sosial, Indonesia adalah lahan subur bagi para penipu,” tegasnya dalam webinar literasi digital sektor pendidikan yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI, bersama dengan Dinas Pendidikan Sulut, di Kota Bitung, Sulut, Senin (19/8/2024).

Dalam diskusi online bertajuk “Waspada Cyber ​​Scam”, Yusran menyinggung berbagai jenis cyber scam. Ini termasuk phishing, penipuan percintaan, atau berpura-pura menjalin hubungan untuk mengelabui korban.

“Kemudian, penipuan investasi (investment scams), penipuan e-commerce (penipuan belanja online), penipuan dukungan teknis (penipuan dengan berpura-pura menjadi teknisi), penipuan lotere atau hadiah (penipuan donasi), dan penipuan amal palsu (penipuan amal palsu) jelas Yusran Razikun.

Yusran menambahkan, untuk menghindari kejahatan penipuan, pengguna tidak boleh memberikan informasi pribadi atau keuangan kepada pihak yang tidak dikenal atau melalui tautan yang tidak dapat diandalkan, dan harus selalu memverifikasi keaslian situs web atau layanan sebelum melakukan transaksi.

“Waspadalah terhadap penawaran yang terlalu muluk-muluk, gunakan metode pembayaran yang aman dan terverifikasi saat berbelanja online, dan jangan langsung percaya pada permintaan uang dari seseorang yang ditemui secara online,” pesan Yusran Razikun kepada mahasiswa peserta virtual booking yang diikuti. acara dengan cara nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing.

Sejumlah SMA yang mengadakan sesi diskusi online di wilayah Kota Bitung dan sekitarnya antara lain: SMP Kristen Bitung, SMP Katolik Don Bon Bosco, SMP Muhammadiyah, SMP 1, SMP 2, SMP 6, SMP 7, SMP 8, SMP 11, SMP 12 dan SMPN 19 Bitung serta SMP Majutex Nusantara.

Di sisi lain, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bitung, Fonny Tumundo mengingatkan siswa untuk berperilaku positif (bermoral) saat berada di dunia maya. Terlebih lagi, mahasiswa akan mendapatkan banyak manfaat positif dengan menerapkan etika digital di media sosial.

“Efek positif dari media sosial adalah kemudahan mendapatkan berita terkini, menghubungkan dan menjaga hubungan dengan keluarga dan teman, cara meningkatkan kreativitas, cara berwirausaha, adaptasi dan interaksi sosial, membantu proses belajar dan waktu luang, jelas Fonny Tumundo.

Sarjana Institut Agama Islam Negeri Kerinci (IAIN) Jafar Ahmad, literasi digital sangat penting untuk mengarungi dunia digital dengan aman dan cerdas agar terhindar dari penipuan (scam).

“Konsekuensi dari kecurangan dapat merugikan secara finansial dan psikologis. “Korban bisa kehilangan uang, aset berharga bahkan identitas digitalnya,” jelas Jafar Ahmad.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours