DKI gunakan teknologi imersif di Museum Wayang

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – DKI dimanfaatkan Pemprov DKI

Teknologi imersif, seperti memindahkan dinding dan lantai ruangan, serta museum wayang yang dilengkapi sound system dalam satu ruang pameran, seperti museum nasional.

“Kita ingin memperbaiki sistem pamerannya, supaya lebih menarik. Museum Wayang dimulai tahun ini,” kata Kepala Bidang Pelestarian Budaya Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Linda Enriani di Jakarta, Selasa.

Menurut Bayu Niti Permana, Kepala Subkelompok Sejarah dan Museum Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, penyematan teknologi ambient sangat menarik pengunjung karena menawarkan lingkungan baru dengan teknologi baru.

Nantinya, pengunjung akan diperkenalkan dengan pengalaman unik terkait penggambaran Wayang Indonesia dan pesan-pesan khusus yang dikandungnya.

“Bagaimana memperkenalkan wayang Indonesia, ada pesan khusus. Ini ruang khusus. Saya kira tahun depan bisa dibuka,” ujarnya.

Bayu mengatakan, pengelola museum selalu mengadaptasi teknologi terkini untuk mengikuti tren. Namun teknologi baru yang dapat dibenamkan pada sebuah museum mungkin tidak bersifat imersif karena harus beradaptasi dengan beberapa hal, terutama ruang, keunikan masing-masing museum, dan potensi pengunjung.

“Tidak harus komprehensif karena semua punya ciri khasnya masing-masing. Kalau inklusif semua harus bangun gedung baru, tempat baru. Sayang sekali karena biayanya cukup mahal. Fasilitasnya harus lengkap. baru,” katanya.

Museum Wayang dikelola oleh Unit Pengelola Museum Seni dan merupakan salah satu dari 12 museum yang dikelola Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, selain Museum Sejarah Jakarta, Museum Taman Prasat, dan Museum MH Thamrin.

Museum Zhuang’45, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Tekstil, Museum Bahari, Museum Betawi, Rumah Si Pitung, Taman Benyamin Sueb dan Taman Purbakala Onrust.

Pengelola museum tidak hanya menyajikan koleksi wayang di sana, namun juga menyelenggarakan program kesenian. Misalnya saja pada Minggu (23/6), manajemen menampilkan lakon wayang kulit Betawi “Jabang Tetuko” yang dibintangi Putul Ki Muhammad Pasha Ramadan Sukarna.

Acara tersebut digelar dalam rangka HUT Kota Jakarta ke-497.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours