DKI hadirkan kawasan-kawasan ekonomi siapkan Jakarta jadi kota global

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Disnakertransgi) DKI Jakarta giat mengembangkan kawasan ekonomi sebagai upaya mempersiapkan Jakarta menjadi kota global di masa depan.

“Jadi, pada tahun 2045 Indonesia akan memiliki 213 juta tahun produktif. Jika 213 juta tersebut tidak kita kendalikan tentu akan menjadi bencana, apalagi tahun produktif tidak bisa ditetapkan untuk pekerja. Jadi kita perlu meningkatkan perekonomian daerah,” dia berkata. . Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta Taufik dalam sambutannya pada pembukaan Plaza Gajah Mada tahap II 2024, Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat.

Taufik mengatakan, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (PTSP) telah merencanakan rencana kawasan ekonomi di Jakarta Utara dan Selatan.

“Misalnya dari utara (Jakarta), ada kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), pulau reklamasi yang nantinya akan dijadikan kawasan, dan Jakarta Selatan berada di kawasan antara Senayan dan Veteran. akan dijadikan satu dan terintegrasi sehingga nantinya kawasan tersebut dapat berjalan dengan baik secara ekonomi,” jelas Taufik.

Kemudian dengan adanya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 tentang Daerah Khusus Ibukota (DKJ) Jakarta dan salah satunya terdiri dari daerah bersama yang dibentuk untuk mengkoordinasikan pembangunan Jakarta dan sekitarnya, dapat menciptakan ruang perekonomian baru.

“Dengan UU Nomor 2 Tahun 2024 terjadi aglomerasi, kawasan ini merupakan kawasan yang menciptakan kawasan ekonomi baru. Jadi mereka bersatu,” kata Taufik.

Berdasarkan data BPS Provinsi DKI Jakarta, tingkat pengangguran terbuka Provinsi DKI Jakarta per Januari 2024 dilaporkan sebesar 6,03 persen dan jumlah pengangguran sebanyak 328 ribu orang.

Untuk mengatasi pengangguran di Jakarta ke depan, kata Taufik, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah semakin ketatnya persaingan dengan tenaga kerja asing seiring dengan ambisi Jakarta menjadi kota global.

Sementara itu, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta menegaskan pelatihan kerja yang dilakukan tahun ini fokus untuk mengenalkan Jakarta sebagai kota pintar.

“Sebenarnya Jakarta sudah memasuki tahapan global city, namun kita ingin Jakarta tidak hanya menjadi global city tapi juga smart city, sehingga Jakarta menjadi smart global city,” kata Nugroho. Saat melihat Jakarta, Kamis (16/5).

Untuk mewujudkan kota pintar, Jakarta membutuhkan sumber daya manusia (SDM) dan pegawai yang menunjukkan kompetensi inti.

Kompetensi utama yang dimaksud mencakup literasi digital yang tinggi, penguasaan bahasa publik global, kota hijau dan bidang keahlian yang relevan dengan misi hukum agar Jakarta menjadi pusat perdagangan dan perdagangan negara.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours