DKI pilih Puskesmas Tebet sebagai percontohan integrasi layanan primer

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Pemprov DKI memilih Puskesmas Tibet, Jakarta Selatan sebagai percontohan Integrasi Pelayanan Primer (ILP) bidang kesehatan bagi puskesmas di wilayah tersebut. Saya serahkan kepada Kepala Puskesmas agar menjadi konsep percontohan bagi puskesmas lainnya, kata Plt Gubernur DKI Hiro Budi Hortono saat meresmikan Puskesmas Tibet di Jakarta Selatan, Selasa.

Puskasmas yang merupakan ILP bertujuan untuk menghubungkan berbagai siklus kehidupan mulai dari bayi, anak-anak, dewasa hingga orang lanjut usia (lansia).

Pemeriksaan kesehatan tidak hanya melihat penyakitnya saja tetapi juga pemeriksaan secara menyeluruh berdasarkan kelompok umur pasien dan lingkungannya.

Diharapkan masyarakat segala usia mempunyai akses mudah terhadap fasilitas kesehatan sehingga bisa mendapatkan layanan terbaik.

Selain itu, sejauh ini dilaporkan sekitar 40-50 persen masyarakat yang tinggal di luar Jakarta memilih berobat ke rumah sakit di sini.

Oleh karena itu, keberadaan puskesmas terpadu ini diharapkan dapat mendorong masyarakat Kota Konsolidasi Jakarta untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang lebih baik di wilayahnya.

“Kami berharap bisa membimbing teman-teman di kota klaster tersebut agar masyarakat tidak perlu datang ke Jakarta untuk mendapatkan layanan kesehatan,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan (MENC) Bodi Gunadi Sadiqin menambahkan, puskesmas terpadu fokus pada upaya promotif dan preventif agar masyarakat tetap terjaga kesehatannya.

“Sampai saat ini, kita telah menghabiskan banyak waktu dan uang hanya untuk merawat orang sakit, namun kenyataannya kita harus menjaga orang tetap sehat,” kata Boddy.

Sebanyak 44 Puskesmas yang tersebar di enam wilayah di Provinsi DKI Jakarta telah melaksanakan pelayanan kesehatan dasar terpadu.

Kementerian Kesehatan melakukan pemulihan layanan dasar yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan tiga fokus utama.

Tiga fokus utama tersebut antara lain penguatan pelayanan kesehatan, promosi dan pencegahan, serta penguatan Pengawasan Wilayah Setempat (PWS) serta ketahanan terhadap epidemi di tingkat desa/kelurahan dan desa.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours