DKI sosialisasikan rabies ke warga untuk pertahankan bebas rabies

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Pemprov DKI Jakarta melakukan sosialisasi anti rabies secara besar-besaran kepada warga, termasuk pelajar di satuan pendidikan, untuk menjaga situasi bebas rabies di Jakarta.

Hal itu diungkapkan Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radja Gah mewakili Wakil Presiden Dinas Pendidikan DKI Jakarta Purwosusilo pada seminar online “Menjaga Provinsi DKI Jakarta Bebas Rabies” yang diselenggarakan Keamanan Pangan DKI Jakarta. Dinas Kelautan dan Pertanian (KPKP) pada Senin.

Jumlah satuan pendidikan di DKI Jakarta cukup banyak, yaitu 8000 satuan pendidikan negeri dan swasta dengan jumlah siswa 1,3 juta orang. “Kalau (pengetahuan tentang rabies) menyebar secara masif, maka penanggulangan rabies di DKI masih bisa tercapai,” kata Taga.

Di sisi lain, kata dia, kegiatan sosialisasi hasil kerja sama Dinas KPKP dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Kemarahan Sedunia tahun 2024.

“Sekaligus sebagai upaya meningkatkan peran serta siswa untuk menjaga lingkungan, khususnya kecintaan terhadap hewan peliharaan. Hal ini juga terkait dengan pendidikan karakter di sekolah,” kata Taga.

Rabies merupakan penyakit menular dan merupakan masalah kesehatan masyarakat. Taga mengatakan, warga harus memahami betul penyakit ini karena tergolong penyakit berbahaya bagi kesehatan dengan angka kematian yang relatif tinggi.

Dalam kesempatan itu, pakar kesehatan hewan Dr. Eka Wulandari mengingatkan bahwa rabies merupakan penyakit mematikan bagi hewan dan manusia. Virus rabies ditularkan melalui air liur hewan yang terinfeksi, kemudian masuk ke dalam tubuh melalui sistem saraf.

“(Virusnya) akan menetap di otak. Misalnya, kalau gigitannya dekat ke otak, maka akan lebih cepat meninggal,” tuturnya.

“Orang yang digigit di tangan dan orang yang digigit di kaki lebih cepat mencapai otak dibandingkan yang digigit di tangan,” kata Eka.

Ia menambahkan, gejala yang paling umum ditemui pada hewan, terutama anjing dan kucing rabies, adalah kepekaan terhadap rangsangan cahaya, gerakan, dan suara, sehingga menyebabkan mereka tiba-tiba menggigit, mengeluarkan banyak air liur, dan mulut berbusa karena penumpukan. air liur

Eka mengingatkan warga agar berhati-hati jika bertemu dengan satwa liar di lingkungan tersebut dan tidak membelai badannya.

“Hati-hati jika menjumpai satwa liar di lingkungan sekitar, jangan bermain-main dengan hewan peliharaan. Periksa dulu apakah ada gejala (rabies) atau tidak dan tidak semua yang menularkan rabies pasti,” ujarnya.

Menurutnya, jika ada yang ngiler terus-menerus, sebaiknya hubungi pihak dinas untuk memastikan apakah hewan tersebut mengidap rabies atau tidak.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours