DLH DKI kembangkan sistem intervensi emisi untuk pantau sumber polusi

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengembangkan sistem inventarisasi emisi yang lebih sistematis untuk memantau sumber pencemaran udara.

Pemprov DKI punya langkah jelas untuk mengatasi polusi udara. “Kami sedang berupaya menyelesaikannya,” kata Assep Kuswanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta. .

Ia mengatakan DLH terus melakukan upaya serius untuk mengatasi penurunan kualitas udara di Jakarta melalui penerapan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 576 Tahun 2023 tentang Strategi Pengendalian Pencemaran Udara (SPPU).

Menurut dia, SPPU ini merupakan pedoman strategis bagi DLH dan seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan kualitas udara di Jakarta hingga tahun 2030.

Selain itu, DLH sedang mengembangkan sistem inventarisasi emisi yang lebih sistematis untuk memantau sumber pencemaran udara di Jakarta.

Ia menjelaskan, sistem ini akan memungkinkan pengumpulan data emisi dari berbagai sumber dengan lebih baik, termasuk kendaraan bermotor dan industri.

Selain memperketat pengawasan terhadap sumber emisi bergerak dan tidak bergerak, terdapat pula langkah strategis lainnya seperti kerja sama lintas wilayah, khususnya di wilayah Algoritma Jakarta.

Untuk itu, kami mendorong pemerintah daerah sekitar Jakarta untuk memonitor industri-industri di wilayahnya yang dapat mencemari udara di sana dan mengangkut angin ke Jakarta, ujarnya.

Asep menjelaskan penurunan kualitas udara yang terjadi belakangan ini, berdasarkan hasil analisis model “Hybrid Single-Particle Lagrangian Integrated Trajector” (HYSPLIT) milik National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Tim ahli IPB menunjukkan angin kencang dari arah timur dan timur laut selama dua hari.

Menurutnya, HYSPLIT merupakan model yang digunakan untuk mensimulasikan pergerakan dan distribusi polutan di atmosfer, sehingga membantu dalam memahami sumber dan akibat pencemaran udara.

Assep mengatakan, mengubah perilaku masyarakat dengan beralih ke transportasi umum, bersepeda, dan berjalan kaki merupakan upaya meningkatkan kualitas udara di Jakarta.

“Kami mengkampanyekannya. Kami juga melakukan upaya jangka pendek dengan meyakinkan pengelola gedung bertingkat untuk memasang ‘water mist’ bagi pemilik kendaraan bermotor di Jakarta dan memperketat uji emisi,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours